Mawar Hitam Berduri
ILUSTRASI Mawar Hitam-pinus.florist-
“Ya…, ini rumah sakit Puncak Pass.” Kembali Pak Polisi menegaskan.
Aku terdiam. Mencoba mengingat ingat.
“Apakah Mbak Gina sudah merasa baikan?” Kembali Pak Polisi bertanya.
Aku menganggukan kepala. Aku ingin segera tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ingatanku masih jelas. Ke Hotel Mawar Hitam Puncak Pass, bertemu dengan 6 Mawar Hitam, berfoto bersama, ke 6 Mawar Hitam menggoreskan duri mawar hitam di leher Arjuna.
BACA JUGA:Gedung Sekolah Tidak Layak Prioritas Perbaikan Tahun 2024
BACA JUGA:Vasektomi Tidak Dilirik Kaum Pria di Mukomuko
“Suster, apakah boleh saya bertanya kepada Mbak Gina?” Tanya Pak Polisi kepada suster.
Suster hanya menganggukan kepalanya.
“Begini, Mbak Gina. Kami menemukan Mbak Gina dan Arjuna di pekuburan Puncak Pass. Mbak Gina pingsan sambil memegang mawar hitam sedangkan Arjuna sudah tidak bernyawa, pada bagian lehernya berdarah.”
“Pekuburan?” Tanyaku.
“Ya…, betul. Coba Mbak Gina, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Pak Polisi.
BACA JUGA:Inflasi Tahunan Bengkulu Naik Pasca Lebaran
BACA JUGA:Pansel Umumkan 3 Nama Calon 6 Kepala OPD
Kepada Pak Polisi, aku ceritakan apa yang aku alami sejak menerima undangan dari Arjuna, beli bunga mawar hitam, berangkat dari Jakarta sampai di hotel, bertemu 6 Mawar Hitam, foto bersama sampai 6 Mawar Hitam menggoreskan duri mawar hitam di leher Arjuna. Bahkan suasana hotel saat itu juga aku ceritakan.
“Mbak Gina, coba perlihatkan kepada saya undangan dari Arjuna.” Kata Pak Polisi.