Mawar Hitam Berduri

ILUSTRASI Mawar Hitam-pinus.florist-

Mataku terpejam, lemas, terkulai bagai bunga layu. Jantungku berdebar semakin kencang dan semakin kencang. Malam itu, sungguh malam yang sempurna.

Namun, jarum jam di dinding tidak berpihak kepadaku, berlaku curang. Berjalan lebih kencang, bahkan berlari. Malam indah bak kedipan mata.

Bunga mawar hitam aku tempatkan di sebelah almari. Setiap saat aku memandangnya dengan penuh ketakjuban. Indah, cantik, harum, diselimuti dengan misteri.

Duri yang tajam dan runcing menjaga dengan setianya. Aku benar benar jatuh cinta. Bagai disihir, aku minta bagian kanan leherku ditato mawar hitam persis seperti yang dilakukan Arjuna.

BACA JUGA:Lihat Rekam Jejak, Rohidin Mersyah Didorong Maju Dalam Pilgub 2024

BACA JUGA:Dukung Pengembangan Ekonomi Syariah

Sejak itu…, ya… sejak itu panggilanku bukan lagi Gina, tetapi Mawar Hitam.

“Mami, namaku diganti ya…, panggil aku Mawar Hitam.” Kataku.

Mami hanya mengangguk saja. Mungkin bagi mami apalah artinya sebuah nama. Gina apa Mawar Hitam sama saja. Foto fotoku berganti, selalu ada tato mawar hitam di leherku.

Sejak malam sempurna, Arjuna tidak pernah muncul lagi. Menghilang bak ditelan bumi. Apakah penelitiannya sudah selesai? Apakah pindah ke tempat lain? Apakah sakit? Atau jangan jangan sudah mati.

Banyak pertanyaan yang ada di otakku. Pertanyaan yang tidak pernah ada jawabannya. Entah mengapa wajah Arjuna selalu berada dibenakku. Setiap tamu yang menginginkan tubuhku, aku selalu membayangkan wajah Arjuna.

Sudah 33 hari, aku tidak menstruasi.

BACA JUGA:Usulan BPBD Perbaikan Infrastruktur Ke BNPB Masih Abu-abu

BACA JUGA:May Day, Mahasiswa dan Buruh Turun ke Jalan

“Hueeek, hueeek, hueeek.” Aku muntah di kamar mandi. Perut terasa mual. Pay*daraku menjadi bengkak, sakit dan terasa lebih berat. Di sekitar put*ng berubah menjadi lebih gelap.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan