Rimbun, Jaringan Irigasi Kemumu jadi Sarang Sampah

Rimbun, Jaringan Irigasi jadi Sarang Sampah -Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemeliharaan jaringan irigasi primer di persawahan Kemumu, agaknya tak berjalan. Ruas laluan air persawahan yang menjadi jejak kolonial di wilayah Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu itu, kondisinya menyemak. 

Rerimbun tumbuhan liar, tak hanya menyebabkan ketidaknyamanan pengguna jalan. Tumbuhan liar yang bahkan sudah meninggi lebih dari 1 meter juga turut menjadi tempat membuang sampah rumah tangga. 

Areal yang bisa menjadi wisata pandang hamparan sawah menghijau hingga kuning mengemas juga kian tidak nyaman, karena perilaku buang sampah bungkus makanan dan minuman orang-orang tak bertanggungjawab.

Pemerhati lingkungan, Alfian Yudiansyah, S.Sos, bangunan irigasi utamanya jaringan primer, sedianya menjadi lokus kegiatan anggaran pemeliharaan yang saban tahunnya telah dianggarkan oleh dinas terkait. 

BACA JUGA:Stop Bilang Daun Pisang Kering Sebagai Sampah! Temukan Manfaat Tersembunyi Dari Daun Pisang Kering

BACA JUGA:Mengubah Sampah Jadi Berkah

Menurut dia, jaringan irigasi yang menyemak bukan hanya patut disoroti dengan dugaan persoalan dalam penyelenggaraan anggaran negara. 

Praktik abai atas Daerah Irigasi (DI), kata dia, akan menyebabkan kerugian pemerintah dan masyarakat, karena kondisi infrastruktur yang lebih cepat rusak, karena sistem pemeliharaannya yang tidak berjalan ideal. 

"Kan ga mungkin, jaringan sepenting ini, tidak ada yang mengelolanya secara administratif dan teknis. Dan ini jaringan primer loh?" Alfian, antusias mempertanyakan, Jumat, 24 Januari 2025. 

Dia mengingat, kondisi jaringan irigasi yang nampak terlantar di kawasan ini, sempat dilirik Aparat Penegak Hukum (APH) beberapa tahun silam. 

BACA JUGA:Realisasi Pengelolaan Sampah di Mukomuko Baru 35,4 Persen

BACA JUGA:POC Limbah dan Sampah RT Ditargetkan Dukung Pertanian Berkelanjutan

Melihat kondisi menyemak pada jaringan irigasi utama yang mengairi ratusan hektar sawah produktif, menurutnya perlu disikapi oleh lembaga terkait untuk diusut. 

"Karena tidak banyak orang yang tahu, kalau jaringan irigasi semacam ini adalah lokus kegiatan anggaran. Bukan cuma pembangunan dan pemeliharaan rutin infrastruktur. Tapi juga pemeliharaan jaringan, termasuk tanam tumbuh di sekitarnya," ungkapnya. 

Peluang Bagi Karang Taruna 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan