Sambut Bulan Ramadhan, Warga Agung Jaya SP6 Gelar Tradisi Nyadran

Terlihat masyarakat sedang menggelar tradisi Nyadran menyambut bulan Ramdahan-Radar Utara/Wahyudi -
MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Warga Desa Agung Jaya SP6, bersama warga Desa Kota Praja, Kecamatan Air Manjunto, Kabupaten Mukomuko. Menggelar tradisi Nyadran menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan tahun 2025.
Kegiatan itu dilaksanakan di komplek Pemakaman Mangun Jaya Desa setempat, Senin, 24 Februari 2025.
Kades Agung Jaya SP6, Hartono ketika dikonfirmasi mengatakan. Tradisi Nyadran, setiap tahun selalu digelar oleh masyarakat karena sudah menjadi budaya masyarakat Jawa.
Meski sekarang ini sudah masuk di jaman kekinian, namun masyarakat tidak mau meninggalkan tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun.
BACA JUGA:Tinggal Beberapa Hari Lagi Ramadhan Tiba ! Ini Cara Menjaga Kesehatan Selama Bulan Ramadhan
BACA JUGA:Jelang Ramadhan Harga Daging Stabil, Gula Pasir Merangkak Naik
Dan tradisi ini pula, kata Hartono, dilakukan pada bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa atau bulan Sya'ban dalam kalender Hijriyah.
"Tradisi Nyadran yang kita gelar ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dengan cara berziarah ke makam keluarga, berdoa, serta membersihkan makam," jelasnya.
Masih diuraikan Hartono, tujuan utama tradisi Nyadran yang digelar oleh masyarakat di desanya yaitu untuk mengenang dan mendoakan arwah leluhur.
Selain itu, tradisi ini menjadi sarana mempererat hubungan keluarga serta menjaga kebersamaan dalam masyarakat. Sebab dengan digelarnya acara tersebut, masyarakat tumpah ruah dari mulai anak-anak hingga para orang tua datang ke lokasi acara.
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Harga Sawit di Bengkulu ini Terus Naik, Berikut Update Harganya Perhari ini!
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Harga TBS Terus Menanjak
"Nyadran ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Kegiatan utama dalam tradisi ini yaitu membersihkan makam keluarga dari rumput dan kotoran. Setelah itu, dilakukan doa bersama. Sebagai bagian dari tradisi, masyarakat juga membawa makanan seperti tumpeng atau ambengan untuk dibagikan kepada sesama," ujarnya.
Kades juga menyatakan, Nyadran yang digelar oleh masyarakat Desa Agung Jaya tidak hanya sekadar ritual ziarah. Namun, katanya, juga memiliki makna sosial yang dalam. Sebab melalui tradisi Nyadran, masyarakat diajarkan untuk selalu menghormati leluhur, menjaga kebersihan lingkungan, serta mempererat kebersamaan. Oleh karena itu, dengan tradisi ini maka banyak warga yang merantau akhirnya pulang ke kampung untuk mengikuti ritual nyadaranan ini.