"Oke, kalau begitu. Aku keluar. Nikmati makanan agar kau tak sakit. Jangan buat orang tuamu susah dan.."
"Kau yang buat mereka susah!"
"Ya ya ya, itulah. Terserah kau saja..Selamat malam"
Dago keluar dari kamar. Bunyi klek pintu terkunci mengakhiri dialog malam itu.
"Sudah sebulan, Bang. Bahkan pihak berwajib pun tak ketemu mencarinya. Tuhan?? Sudah hampir gila orang tuanya!" Kata Demian mencengkram kepala dengan kedua tangannya. Dia lalu lalang dan gelisah akut.
"Teman temannya bagaimana? Apa kau sudah tanya?"
Semuanya menggeleng. Benar benar sial.
"Aku dan kelompokku pun terus mencari. Namun tetap nihil" tukas Anjar.
Di tempat lain Balat dan anggota kelompoknya mulai mengamati bahwa sang ketua tampak kendur dan kehilangan wibawanya. Di sebuah ruangan tempat Mira disekap, bahkan Balat melihat ketua yang diseganinya itu sudah mirip jongos.
"Tak tahan lagi aku dengan ini!" teriak Balat sambil mengacungkan belati ke arah Mira. Balat begitu marah melihat pemandangan di depannya. Menjijikkan. Dago tampak membersihkan tempat tidur Mira.
"Hentikan Balat!!" Dago memasang dada.
"Hei sadar kau! " tunjuk Balat. "Kau pimpinan geng ini. Sekarang kau jadi babu! Hina sekali bagiku Dago. Akulah yang malu! Jika kau tak ingin ku benamkan pisau ini ke jantungnya maka segera kembalikan saja dia! Minta tebusan sesuai alasanmu dulu menculiknya!"
BACA JUGA:Merokok Dapat Menyebabkan Kulit Cepat Keriput? Simak Penjelasannya
BACA JUGA:Temukan Berbagai Khasiat Mengkonsumsi Undur-undur Untuk Kesehatan Tubuh