Hal itu menjelaskan mengapa daerah yang terpapar banyak DBD tahun lalu, seperti di Kecamatan Pondok Suguh, Lubuk Sanai dan yang lainnya pada tahun ini relatif terkendali. Ia juga menerangkan, peningkatan kasus DBD tidak terjadi begitu saja.
Jajat juga mengakui, sulitnya mengendalikan peredaran nyamuk Aedes aegypti pada musim hujan.
Banyaknya genangan air menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi inang virus dengue.
BACA JUGA: Nambah Lagi, Tercatat 85 Kasus DBD di Mukomuko, 2 Korban Meninggal
BACA JUGA:Waspada Lonjakan Kasus DBD di Musim Penghujan, Ini Kata Camat Ketahun
Kondisi itu tidak diiringi oleh tindakan pencegahan yang masif dan ketat, seperti menggalakkan gerakan 3M.
"Begitu ada orang yang ada sakit DBD, berarti kan di dalam darahnya ada virus demam berdarah. Nah, ini yang kemudian terbawa oleh si nyamuk dan kemudian, saat nyamuk menggigit orang lain, itu bisa menimbulkan penyakit DBD pada orang lain. Inilah sebabnya, peredaran kasus DBD sangat cepat sekali," pungkasnya. (*)