Rencana Pengerukan Alur Pulau Baai Tak Jelas

RA. Denni, SH, MM-Radar Utara/Doni Aftarizal-

BENGKULU RU - Rencana pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu yang kedalamannya sekitar minus 2 Mean Low Water Spring (MLWS), hingga saat ini belum ada kejelasan.

Padahal pengerukan alur tersebut dinilai memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam mendukung kelancaran distribusi logistik baik masuk ataupun keluar dari Provinsi Bengkulu.

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu, RA. Denni mengatakan, dari serangkaian rapat yang diikuti pihaknya, terkesan belum ada kejelasan sama sekali terkait rencana pengerukan alur tersebut.

"Bahkan siapa pihak yang bertanggungjawab atas pengerukan itu, belum ada kepastian," ungkap Denni.

BACA JUGA:Pendangkalan Alur Dikhawatirkan Hambat Distribusi BBM di Bengkulu

BACA JUGA:Alur Pulau Baai Dangkal, Pelindo Upayakan Kegiatan Kepelabuhan Tetap Berjalan

Dilanjutkan Denni, terakhir ada kesan tarik-menarik antara PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai Bengkulu.

"Termasuk juga wacana pengerukan alur yang menerapkan sistem Joint Venture Company (JVC). Semuanya belum ada kejelasan sama sekali, makanya sampai dengan saat ini kita juga belum tahu seperti apa implementasi rencana pengerukan," kata Denni.

Menurut Denni, berdasarkan rapat yang pernah diikuti Pemprov Bengkulu, estimasi kebutuhan anggaran untuk melakukan pengerukan mencapai Rp 200 juta. 

"Hanya saja rekanan atau pihak ketiga yang bakal melakukan pengerukan nanti, juga belum ada keputusannya. Makanya kita pun turut mendesak, agar rencana ini dapat segera memiliki titik terang atau kejelasan," ujar Denni.

BACA JUGA:Alur Kian Dangkal, Pelindo dan KSOP Diminta Segera Bersikap

BACA JUGA:Alur Dangkal Jadi Biang Merosotnya Bea Keluar Cangkang

Denni menjelaskan, kondisi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai telah lama menjadi perhatian, karena dinilai mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat kapal.

"Dampak dari pendangkalan alur ini tidak hanya dirasakan sektor logistik saja, tetapi juga masyarakat. Mengingat alur distribusi barang menjadi lebih lambat," jelas Denni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan