Jajat juga mengkhawatirkan, jika PSN demam berdarah tidak cepat dilakukan. Kasus demam berdarah di daerah ini akan meledak.
BACA JUGA:Warga Diminta Lakukan PSN DBD Secara Massal
BACA JUGA:Terdata 54 Kasus DBD di Mukomuko
Sekarang ini saja, Kabupaten Mukomuko menduduki peringkat 4 terbanyak kasus DBD di Provinsi Bengkulu.
Untuk itu, pihaknya kembali menegaskan agar kecamatan, kelurahan dan desa juga mengencarkan gerakan 3M plus.
Dimana gerakan ini dapat memberantas sarang nyamuk, serta melakukan foging di tempat-tempat yang sudah terdampak oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD.
Meski foging tidak begitu efektif dalam penanganan nyamuk aedes aegypti ini, karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja dan sarang nyamuk masih ada.
BACA JUGA:Hadapi Serangan DBD yang Meningkat, Rakor PSN Pemkab Sepakati Ini...
BACA JUGA: Penyakit DBD di Mukomuko Pecah Telur, Diangka 227 Kasus
"Yang lebih efektif itu yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang)," jelasnya.
Kemudian memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
Lalu, gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, melakukan pengecekan di tempat penampungan air.
"Tidak hanya itu masyarakat juga diminta untuk, menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, meletakkan pakaian bekas diwadah tertutup, Memberikan larvasida pada penampungan air yang dikuras," jelasnya.
BACA JUGA: RSUD Lagita Tangani 46 Pasien DBD Selama Periode Januari-Maret 2024
BACA JUGA: Penanganan DBD Tak Cukup dengan Fogging, Gotong Royong untuk Lakukan Ini...
Jajat juga menyatakan, pola sebaran demam berdarah memang dinamis. Daerah yang sebelumnya terdapat kasus dengan jumlah banyak cenderung terpacu melakukan pencegahan secara masif.