Bersiap Menyambut Kemarau 2024

Persiapan Modifikasi Cuaca oleh BMKG, bersama TNI-AU, BRIN, dan PUPR menyiapkan modifikasi cuaca. -PUPR-

Diharapkan Melalui TMC ini dapat mengatasi defisit volume tampungan dan memastikan ketersediaan air selama Masa Tanam II, sehingga petani tetap bisa panen dan rencana layanan irigasi untuk Masa Tanam III dapat ditingkatkan. 

TMC direncanakan dilakukan dengan 1-3 sorti (penerbangan) per hari, menggunakan 800 kilogram (kg) garam food grade dalam setiap penyemaian. Garam food grade digunakan supaya tidak mencemari lingkungan. 

Sejalan dengan pernyataan Menteri PUPR, Direktur Bina Operasi dan Pemeriharaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Alam (SDA) Adek Rizaldi bahwa TMC ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dari perubahan iklim yang memengaruhi sumber daya air.

BACA JUGA:Mana Yang Lebih Baik Antara Mandi Air Dingin Atau Hangat? Berikut Penjelasannya..

BACA JUGA:Bukan Sekedar Buah Biasa! Ini 5 Khasiat, Rutin Konsumsi Buah Pepaya Bagi Kesehatan Tubuh

“TMC merupakan upaya Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air dalam rangka mitigasi dampak musim kemarau yang merupakan bagian dalam pengelolaan sumber daya air,” sebut Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Adek Rizaldi.

Kegiatan TMC telah dilaksanakan sejak tanggal 1-5 Juni 2024 dengan hasil terjadi hujan di sekitar 22 Bendungan dari target 43 Bendungan, yaitu Bendungan Jatiluhur, Kedung Ombo, Wadaslintang, Logung, Gembong, Sanggeh, Cipancuh, Bolang, Banyukuwung, Panohan, Grawang, Randugunting, Gunung Rowo, Gondang Lamongan, Prijetan, Telaga Ngebel, Rancabeureum, Malahayu, Lodan, Cacaban, ?Wonorejo dan ?Pacal.

Adapun tahapan pelaksanaan TMC meliputi BMKG berperan menyediakan informasi prediksi potensi awan di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan hujan, Ditjen SDA berperan mengidentifikasi bendungan yang memerlukan tambahan air, BRIN berperan menganalisis kebutuhan bahan penyemaian dan merencanakan penerbangan, dan bersama TNI AU berperan melaksanakan proses penyemaian awan.

Setelah penyemaian, BMKG dan BRIN berperan memantau hasil dan terjadinya hujan lalu Ditjen SDA memonitor curah hujan, tinggi muka air waduk, volume tampungan, inflow, dan outflow selama 24 jam, serta menganalisis tambahan air dan potensi layanan dengan volume efektif terkini; 

BACA JUGA:Masyarakat Selalu Jadi Korban, Pemerintah Harus Peka! Edi: Jika Perusahaan Salah, Harusnya Dihukum

BACA JUGA:Modus Penglaris Jaranan, Satu Keluarga Rudapaksa Anak di Bawah Umur

Di tahap akhir, dilakukan evaluasi pelaksanaan TMC setiap harinya. Tahapan-tahan tesebut dilakukan berulang sampai TMC dinyatakan selesai, jika tidak ada potensi awan, atau bila tampungan waduk sudah mencukupi. (*)

 

Sumber Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan