Banner Dempo - kenedi

Bersiap Menyambut Kemarau 2024

Persiapan Modifikasi Cuaca oleh BMKG, bersama TNI-AU, BRIN, dan PUPR menyiapkan modifikasi cuaca. -PUPR-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak musim kemarau 2024 terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024.

Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991--2020), demikian keterangan tertulis dalam situs resmi bmkg.go.id yang dipantau redaksi www.indonesia.go.id, secara umum musim kemarau di 2024 diprediksi bersifat normal.

Sebagian kecil di bawah normal dan sejumlah wilayah di atas normal.

Wilayah yang mengalami kemarau di bawah normal alias lebih kering dibanding biasanya, yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatra Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan.

BACA JUGA:Dukungan Terus Mengalir, Dempo-Bang Ken Kian Menguat

BACA JUGA:Saksikan Wayang Kulit, Meriani: Wajib Didukung, Upaya Melestarikan Budaya Indonesia

 Antisipasi Kekeringan

Meski secara umum kemarau 2024 dinilai normal, BMKG merekomendasikan kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal.

Wilayah tersebut diprediksi dapat mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air.

Pemerintah daerah diimbau lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

Selain itu, tindakan antisipasi juga diperlukan pada wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di atas normal (lebih basah dari biasanya) terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

BACA JUGA:Ancaman El Nino, Penyaluran 232 Unit Pompanisasi Dipercepat

BACA JUGA:Melongok Suku Tuareg, Suku Semi Nomaden Penguasa Gurun Sahara

Mewaspadai ancaman kekeringan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bergerak cepat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan