Negeri Jenggala

Ilustrasi Negeri Jenggala-ist-
"Haaaaaaadirin" ucap raja tua buaya buka mulut sambil edarkan pandang. Dalam sinar cahaya yang menerangi antar rongga mulutnya tampak jelas raja tua buaya tak memiliki lidah. Hal itu tentu akan membuat ia tak akan puas oleh segala macam rasa. Puncaknya ia akan menjadi binatang yang terus lapar dan telan bulat-bulat tanpa pikir panjang.
BACA JUGA:Rubik Hati Naras
BACA JUGA:SESUATU DALAM MAHKOTANYA
"Sudah saatnya kita keluar dari kungkungan dan ciptakan kemerdekaan sejati. Di mana kemerdekaan yang hakiki ialah dengan pemilihan pemimpin yang telah tau tindak tanduk dan turunannya. Untuk itu, saya selaku buaya tua dan berencana serahkan tampuk pimpinan ini kepada putra saya, si buaya muda; menghimbau agar fraksi-fraksi di sini sepakat untuk teken tolak undang-undang batasan usia dalam Slebew dari fraksi singa. Dukung saya dengan calonkan dia" menunjuk putra buaya "Putra mahkota untuk jadi calon pemimpin wilayah ini. Apakah setuju!!!!"
"Setuju!!!!"
"Setuju!!!!"
"Hidup buaya!!! Hidup buaya!!!!"
"Merdeka!!"
BACA JUGA:Maksum Najibut
BACA JUGA:Tanah Kuburan Mbah Bendera
Riuh sorai pecah kembali.
Si pentolan anjing mendekat sambil usap kaki buaya dengan lap basah oleh air liurnya. Merasa tak kinclong, dia menjilatnya sambil berkata:
"Titah raja tua buaya lebih kuasa bahkan melebihi perintah raja Sulaiman."
Raja tua kembali lanjutkan. Ia minta pentolan anjing minggir dan semua fraksi kembali fokus.
"Baik!!!! Dua tuntutan kita sudah layangkan sebagai surat protes untuk fraksi singa. Tinggal kita tunggu tuan kancil yang akan berpihak kepada siapa. Tapi kita yakin, undang-undang slebew itu akan terombak dengan isi dari permintaan kita. Ini bukan pemberontakan. Ini adalah kemerdekaan!!!!!!"