SESUATU DALAM MAHKOTANYA
Ilustrasi-Fileski Walidha Tanjung -
Cerpen Fileski Walidha Tanjung
Sudah hampir pukul 12 malam, sepi, sesekali terdengar suara burung malam yang bertengger di atap rumah. Ia merasakan nyeri, seperti ada yang aneh dalam rahimnya, tidak biasanya.
Ia berfikir apakah karena alat KB yang ditanam dalam rahimnya akan terlepas, atau dalam posisi yang bergeser dari semestinya. Ia berfikir tentu sudah terlalu malam untuk memeriksakan diri ke dokter di puskesmas yang menangani faskesnya. Dalam hening, ia hanya bisa menahan perih, sementara suaminya sudah terbuai dalam lelap.
Keesokan paginya, ia tak bercerita apapun ke suaminya. Dengan pakaian dinas khas petani, membawa cangkul dan caping penutup kepala, suaminya berpamitan hendak menuju ladang.
Ketika suaminya mengatakan salam pamit untuk berangkat kerja, ia hanya tersenyum pucat.
BACA JUGA:Celurit Matrah
BACA JUGA:Defisit Kebudayaan: Sastra dalam Bayangan Pasar dan Prinsip 5W-1H
“Kamu tidak enak badan ya bu?” ucap suaminya
“Aku tidak kenapa-kenapa, mungkin kurang tidur saja” jawab ia menutupi apa yang terjadi.
Setelah suaminya pergi, ia pun bersiap pergi dengan sepeda motor. Tidak ada yang mengantarnya, anaknya sudah duduk di bangku kuliah, di luar kota, dan hanya memiliki satu anak. Dalam rumah itu, ia hanya tinggal berdua bersama suaminya.
Sesampainya di puskesmas, ia masuk ke salah satu ruang periksa. Dokter menanyakan apa keluhannya. Ia bercerita, dan perbincangan berlanjut dengan tes pemeriksaan pada bagian kewanitaannya.
Dalam kepalanya berkecamuk dilema, penyakit apa yang menjangkiti tubuhnya. Pikirnya, belum pernah ia mengalami sakit yang seperti ini.
BACA JUGA:Kembali ke Laut
BACA JUGA:Ibu Sambung
Setelah beberapa saat, hasil tes sudah menunjukkan data hasil yang bisa terbaca. Dokter menjelaskan satu per satu hasil analisa laboratorium. Yang membuat dokter heran, ada satu indikator yang positif, penyakit yang disebabkan bakteri yang bernama Gonore.