Maksum Najibut

Ilustrasi Sastra-radarutara.bacakoran.co-

Cerpen: Heri Haliling

"Maksum Najibut," panggil satu penjaga.

Seorang berselempang putih dan berjanggut rapi dengan roman kharismatik maju mendekat:

" Syekh. H. Maksum Najibut" tegas pria yang dipanggil. Pria itu berperawakan cukup tegap. Dia lalu merapatkan diri dengan posisi menyamping di bahu kiri penjaga. Mendekatkan mulut ke telinga dia berujar:

"Hamba waliyullah."

Penjaga mengejutkan dagu ke atas. Dia lalu menggeleng sambil tersenyum.

BACA JUGA:Tanah Kuburan Mbah Bendera

BACA JUGA:SANG PELATIH

"Ya. Ya. Ya..". Penjaga itu menatap langit sambil mendekap buku catatan di dadanya.

" Seperti yang pernah kami ragukan atas ciptaanmu. Mereka hanya perusak baik individu atau berkoloni." Penjaga menunduk, "Tapi semua atas maha rencanamu yang tak mungkin sebutir debu ini memahaminya kecuali atas izinmu."

"Jika suara itu untuk Tuhan, aku pun punya pertalian istimewa di sisinya" sergah Maksum.

"Benarkah?" tanya penjaga sangsi.

"Sebelum aku sampai di sini; akulah sang pencerah negeri. Puluhan mesjid ku bangun, ribuan santri ku ajar dan ayomi. Banyak di antara mereka itu yatim piatu; Maksum Najibutlah yang tarik mereka ke permukaan. Berikan mereka ilmu dan adab. Mereka menyebar terangkan pertiwi."

BACA JUGA:Natal di Keluarga Barbara

BACA JUGA:MAKAM KERAMAT BAH UYUT

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan