Maksum Najibut

Ilustrasi Sastra-radarutara.bacakoran.co-

Brakkkk!!!!Bukkk!!!! Tubuh Maksum Najibut terempas dan menghujam lantai batu. Sesosok tubuh besar warna merah mendekatinya. Di belakang makhluk bertanduk itu kobaran api menjilat-jilat dengan aura panas bercampur pekik manusia.

"Jangan mendekat! Jangan mendekat ku mohon"  pinta Maksum mengemis ketakutan.

"Maksum Najibut!!!! Sang gawang neraka. Selamat datang!!!!!!" Makhluk besar  itu menyeringai memperlihatkan gigi-gigi tajamnya. "Aku sudah menunggu lama!!" lanjut Makhluk itu dengan memegang rantai yang membelit kedua kaki Maksum. 

Sekujur tubuh Maksum bergetar. Saking dahsyatnya kengerian di hadapannya itu, Maksum Najibut menggelepar seperti cacing terpanggang batu.

BACA JUGA:Natal di Keluarga Barbara

BACA JUGA:MAKAM KERAMAT BAH UYUT

"Kau mau apakan aku. Menjauhlah!!! Aku kesayangan Tuhan. Aku suci!!! Aku yang memartabatkan negeriku dari jahiliyah. Tak pantas tinggalku dalam kehinaan begini! Menjauh!!! Tuhan dengarkan hambamu!!! Apa yang salah dalam baktiku!!"

Penjaga neraka itu tertawa menggelegak. Dengan terbuka mulutnya yang besar hamburkan napas kesengsaraan dan kehancuran.

"Tuhan titahkan kepadaku untuk hancurkan kau  di sini karena jumawamu!"

"Jumawaku??? Bukankah sebagai seorang teristimewa aku memang sewajarnya berlaku begitu. Apa beda sikapku dengan Isa dan Muhammad?"

"Jangan kau samakan dirimu dengan nabi!!!!"

BACA JUGA:Penjamah di Tanah Tuah

BACA JUGA:Perempuan Penggenggam Pasir

"Hei. Makhluk buruk rupa. Bukankah manusia punya derajat sama di mata Tuhannya!!"

Rantai tertarik perlahan menuju pintu berkobar. Panas mulai membakar. Maksum Najibut berteriak kesakitan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan