SANG PELATIH

Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-

BACA JUGA:Penjamah di Tanah Tuah

BACA JUGA:Perempuan Penggenggam Pasir

Pernah masuk dalam jajaran pemain top dunia pada masanya. Akan tetapi, cedera lutut yang berkepanjangan membuatnya gantung sepatu lebih dini dan memutuskan untuk menjadi pelatih.

Sekolah kepelatihan dan mendapatkan lisensi kepelatihan standar Eropa menjadi tujuannya. Sekarang, laki-laki itu akan menjadi pelatih kepala tim yang belum sepenuhnya harmonis atas kepergian Sang Pelatih.

Pertemuan singkat dengan pengganti Sang Pelatih membuat Budi tidak nyaman karena baginya pelatih baru belum mengenal kultur tim ini.

Tim yang sedang berkembang karena sejak lama vakum akibat perselisihan dan kepentingan pribadi para pemilik saham. Klub ini dijadikan sapi perah oleh para mafia yang bergentayangan.

BACA JUGA:Sungai Yang Meminta Kedatangan

BACA JUGA:Rubik Hati Naras

Dan tidak ketinggalan para pemilik saham akan dengan leluasa menitipkan para pemain yang mau bayar lebih atau ada keterkaitan keluarga. Jadilah tim ini akan Kembali ke zaman kegelapannya. Dalam pikiran Budi muncul pertanyaan-pertanyaan.

Apakah pelatih baru dapat membawa tim ini bisa bersaing? Apakah dia akan tahan dengan banyaknya mafia yang bergantung pada tim? Apakah dia akan menutup telinga dengan tuntutan para suporter yang inginnya menang terus? Ah, saya hanya berharap pelatih ini dapat sebagus Sang Pelatih. Kembali Budi melamunkan Sang Pelatih yang entah di mana.

Budi teringat ketika dia masih di sekolah dasar, ada pesan gurunya bahwa sebagai manusia kita tidak boleh membalas kebaikan orang lain dengan kejahatan atau kejelekan.

Bahagiakanlah teman kamu seperti mereka membahagiakanmu. Budi ingin membahagiakan Sang Pelatih dengan prestasi dan masuk turnamen terakbar itu.

BACA JUGA:SESUATU DALAM MAHKOTANYA

BACA JUGA:Celurit Matrah

Itu yang ia ingin berikan kepada Sang Pelatih yang terus memberikan kesempatan kepada Budi sebagai anak kampung dari selatan Pulau Jawa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan