SANG PELATIH
Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-
Sang Pelatih yang menemukannya Ketika mengikuti pertandingan sepak bola antarkampung yang berakhir ricuh, tawuran, dan baku hantam.
Budi dilihat Sang Pelatih sebagai bakat alam sepak bola yang alami. Sang Pelatih mengajaknya masuk ke dalam tim.
Dimulai dari tim junior hingga sekarang menjadi Bintang di tim senior. Bahkan, menjadi langganan masuk ke dalam Tim Nasional Negara. Sungguh prestasi yang sangat gemilang.
Dalam kesendirian di tengah ingar bingar platform media yang sangat bising. Budi mendapat sebuah pesan dari teman setimnya “Bud, klub kita dijual! Kamu lihat beritanya sekarang.”
BACA JUGA:Defisit Kebudayaan: Sastra dalam Bayangan Pasar dan Prinsip 5W-1H
BACA JUGA:Kembali ke Laut
Bunyi pesan dari Iwan, kiper potensial di tim kami. Spontan saya melihat berita, ternyata ada tayangan langsung. Terlihat beberapa orang pentinggi klub dan para pemegang saham siap menyampaikan perihal penjualan klub.
Pak Danang, sebagai pemegang saham paling besar menyampaikan bahwa akibat kekurangan dana dan minimnya pemasukan, mereka sepakat akan menjual tim kepada seorang pemegang saham tunggal. Saham klub dibeli seratus persen olehnya.
Dalam sorotan kamera wartawan, Pak Danang menyilakan pemilik baru klub untuk bergabung dalam konferensi pers tersebut sambil menyampaikan juga bahwa segera akan diadakan penandatanganan akta jual beli klub.
Sorot kamera wartawan tertuju kepada seorang laki-laki kurus dengan stelan jas, rapi. Rambutnya, berwarna hitam sebahu dengan beberapa uban menghiasinya. Laki-laki itu, memberikan sedikit senyum ke arah kamera. Budi ternganga melihat adegan tersebut.
Itukan. Sang Pelatih.
BACA JUGA:Natal di Keluarga Barbara
BACA JUGA:MAKAM KERAMAT BAH UYUT
Bandung, 23 Januari 2025
Biodata Penulis
