RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia, masih kalah jauh dengan Malaysia. Indonesia rerata, seperti dikatakan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam data, angka konsumsi rata-ratanya masih 0,009 kilogram per kapita per minggu selama periode 2017 hingga 2021. Itu setara dengan 9 gram perhari.
Sementara itu, angka konsumsi daging sapi di Malaysia mencapai 5,72 kg/kapita/tahun dan daging ayam sebesar 50,48 kg/kapita/tahun
Maka lewat Idul Adha atau Hari Raya Kurban ini, dapat menjadi salah satu penyokong untuk menggenjot tingkat konsumsi daging merah di tanah air.
Data lansiran pemerintah, pada Idul Adha 2024 ini, kebutuhan hewan kurban di Indonesia seperti disampaikan Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mencapai 1,97 juta ekor.
BACA JUGA:Bisnis Keuangan, Dominasi Keuntungan Perusahaan BUMN
BACA JUGA:Bisnis Keuangan, Dominasi Keuntungan Perusahaan BUMN
Andi kemudian menjumput dari produksi nasional atau ketersediaan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), diungkap Menteri Amran, berjumlah 2.06 juta ekor.
"Sehingga surplus 88 ribu ekor," ujar Menteri Pertanian, dikutip dari Antara.
Secara tidak langsung, hari raya kurban turut mendukung upaya Indonesia dalam meningkatkan konsumsi daging masyarakatnya yang berdasarkan standar badan kesehatan PBB, masih belum tercapai itu.
Diketahui, merujuk data OECD FAO, kini konsumsi daging sapi nasional sebesar 2,25 kilogram/kapita/tahun, sedangkan konsumsi daging ayam sebesar 8,37 kilogram/kapita/tahun.
BACA JUGA:PPDB 2024/2025 Resmi Dibuka, SMKN 10 Bengkulu Utara Target 9 Rombel
BACA JUGA:Perubahan Alokasi DD 11 Desa Mandiri Tunggu Putusan Pusat
Penyakit yang acap terjadi saat pasca idul adha ini, sebenarnya disinyalkan tubuh akibat tingginya protein yang tidak sebanding dengan jumlah serat.
Lebih serius lagi, diterangkan Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh SKM, M.Kes, dapat memicu munculnya penyakit-penyakit serius di tubuh manusia.
Menurutnya, lonjakan kalori yang tidak seperti biasanya, ditambah lagi dengan kurangnya asupan serat, berimbas dengan peningkatan berat badan.