BACA JUGA: Industri Indonesia di Tengah Resesi Global
BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali
Jumlah ini dinilai cukup memasok kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta per bulan.
Namun secara tahunan Indonesia mesti tetap waspada. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan potensi produksi padi pada empat bulan pertama di 2024 baru akan menyentuh 18,59 juta ton gabah kering giling (GKG).
Angka itu turun 3,95 juta ton GKG atau 17,54 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu, yakni 22,55 juta ton gabah kering giling.
Merujuk pemberitaan Reuters, yang mengutip pernyataan Peter Clubb, analis dari International Grains Council (IGC) yang berbasis di London produksi beras Indonesia diperkirakan turun drastis pada 2024, menyusul dampak El Nino yang menghantam pada 2023. Ujungnya, kemungkinan besar akan membuat impor Indonesia tetap di atas rata-rata pada 2024.
BACA JUGA:Kemilau Perhiasan Indonesia Mendunia
BACA JUGA:Mengenal Aturan Baru PLTS Atap
Sementara itu, BPS mencatat sepanjang 2023, Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras. Angka impor ini merupakan tertinggi sepanjang lima tahun terakhir.
Negara asal impor terbesar adalah Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Pada 2024, angka impor beras diperkirakan mencapai 3,6 juta ton. Jumlah itu meningkat 1,6 juta ton dari perencanaan awal sebanyak 2 juta ton.
Impor beras itu ditargetkan masuk pada Januari--Maret 2024. Artinya, jauh sebelum panen raya. Dengan demikian, beras impor akan memperkuat cadangan beras pemerintah dan keperluan bantuan sosial.
Merujuk data pemerintah, cadangan beras dipertahankan di level 1,2 juta ton. Patokan ini penting sebagai salah satu jurus menstabilkan harga pangan.
BACA JUGA: Gasifikasi Pembangkit Listrik Menuju Bebas Emisi Karbon
BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan, dalam keterangan tertulisnya, meminta pemerintah agar menggelontorkan stok yang dimiliki di gudang-gudang beras dan penggilingan ke pasar-pasar tradisional. Di sisi lain, IKAPPI juga meminta pemerintah untuk menggenjot produksi di 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan, kenaikan harga beras yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan hanya faktor El Nino.