Monolog Pluto
Ilustrasi-Erna Wiyono-
Dalam kegelapan yang semakin menghampiri, Pluto merasa cinta dan kehangatan dari keluarganya, namun kekhawatiran atas keberadaan Yosi membuatnya gelisah. Suara sirine ambulance yang semakin dekat memberikan ketegangan tersendiri dalam situasi yang mencekam ini. Pluto mencoba untuk tetap tenang dan berharap agar semuanya akan berakhir dengan baik.
Pluto merasa kebingungan di tengah kegelapan yang menyelimutinya. Dalam keadaan yang semakin memudar, ia berbisik,
BACA JUGA:Saat Debit Air Dunia Anjlok, Yuk Belajar lagi tentang Definisi Sungai, DAS dan Wilayah Sungai
BACA JUGA:Pelajaran Penting dari Upaya Raja Mataram Menggebuk VOC Agar Hengkang dari Nusantara
"Tuhan, ini hari apa?
Kenapa aku bisa lupa ya."
Pluto merasa kehilangan arah dan waktu, keadaan yang membingungkan dan memunculkan ketidakpastian dalam pikirannya.
Dalam keadaan yang membingungkan itu, Pluto mulai menulis surat ketujuhnya untuk Naina. Dengan hati yang penuh harap, ia menulis,
"Naina, apa kabarmu hari ini?Ini surat ketujuh dariku, Pluto."
Meskipun keadaan di sekelilingnya semakin kabur, Pluto tetap merasa terhubung dengan Naina melalui surat-surat yang ia tulis dengan penuh cinta dan rindu.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ternyata Daun Pandan Mampu Mengobati Berbagai Penyakit di Tubuh Kita
BACA JUGA:Sering Ditanya, Kopi Pahit Apa Kopi Manis? Mana yang Baik Untuk Kesehatan? Ini jawabannya...
Dalam kegelapan yang menyelimutinya, Pluto mencoba untuk tetap tenang dan berharap agar suratnya dapat sampai dan membawa kehangatan serta harapan bagi Naina di tempat yang jauh darinya.
Meskipun lupa akan hari dan keadaan sekitarnya, Pluto tetap mempersembahkan kata-kata yang tulus dan penuh kasih dalam suratnya untuk Naina.
Pluto menuliskan pertanyaan yang penuh rasa penasaran kepada Naina,