Monolog Pluto

Ilustrasi-Erna Wiyono-

Pluto bercerita tentang rasa lelah yang menderanya, tentang sepi ketika bintang utara tak lagi bersamanya, dan sungai yang jernih menjadi tempatnya berlama-lama untuk melamun, duduk di atas batu besar, Lalu dari sepucuk surat arah barat, Pluto masih dengan mimpinya menjadi pelita bagi gelap di sekitarnya. 

BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ternyata Daun Pandan Mampu Mengobati Berbagai Penyakit di Tubuh Kita

BACA JUGA:Sering Ditanya, Kopi Pahit Apa Kopi Manis? Mana yang Baik Untuk Kesehatan? Ini jawabannya...

Dalam setiap surat yang dihantarkan, Pluto membuka hatinya dan membagikan cerita-cerita yang menggambarkan perjuangannya, kelelahannya, dan mimpi-mimpinya yang terus berkobar. Naina, meskipun jauh dari Pluto, merasakan kehadiran Pluto melalui setiap baris kata yang ditulis dengan penuh kasih dan kejujuran.

"Setiap baris kata dalam suratmu menjadi sumber kekuatan dan harapan bagiku, Aku merindukanmu dengan segenap hatiku."

Naina merapikan kedelapan pucuk surat, menaruhnya dalam kotak surat berbahan rotan.

 Saat hujan pertama setelah musim gugur berlalu, Naina merapikan tumpukan buku-buku di loteng atas. Di antara buku-buku tersebut, dia menemukan sebuah buku bersampul biru yang bergambar tata surya, yang kembali mengingatkannya pada sosok Pluto. 

BACA JUGA:Jurnalis Miliki Peran Penting Dalam Perlindungan Lingkungan

BACA JUGA:Resmikan 2 Pasar, Ketesedian Kebutuhan Aman dan Harga Stabil

Lorong panjang dan abu yang tersebar di laut bersama suara debur ombak dan kawanan burung camar, mengingatkan Naina pada surat keenam dari Pluto.

 Dalam surat keenamnya, Pluto menceritakan bahwa tubuhnya mulai melemah. Dia bertanya pada Naina tentang warna bunga dandelion hari itu, serta kabar kelinci-kelinci milik bibi Anne, penjaga sekolah mereka. Setiap pertanyaan dan cerita dari Pluto membuat Naina semakin merindukannya.

 Naina merasa kehadiran Pluto begitu nyata meskipun jarak memisahkan mereka. Ketika dia membaca surat-surat Pluto, dia merasakan kehangatan dan cinta yang tak terhingga. Meskipun tak bisa bertemu secara fisik, hubungan mereka tetap erat dan penuh makna.

 Dalam perjalanan petualangan dan kehidupan yang terus berjalan, Naina terus membawa harapan dan impian bersama Pluto di hatinya. Meskipun tak tahu kapan waktu akan mempertemukan mereka kembali.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Pabrik Semen Pertama di Asia Tenggara

BACA JUGA:Upaya Negeri Menggali Serta Mengembangkan Potensi Energi Unggulan Dunia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan