Monolog Pluto

Ilustrasi-Erna Wiyono-

Warna bunga dandelion hari ini adalah putih bersih, sama seperti harapan dan kebaikan yang selalu kau tanamkan dalam hatiku," tulis Naina dengan hati penuh haru.

balasan surat yang tidak akan sampai, sebab kode pos negara tempat Pluto bermukim, tidak pernah tercatat di buku informasi manapun.

Pluto menatap layar monitor di ruangannya yang berdinding warna putih. Dalam keheningan ruangan, dia mulai menulis surat keenamnya untuk Naina.

 "Aku merindukanmu, Naina, sangat merindukanmu,"

 Pluto menulis dengan hati yang penuh kerinduan.

 BACA JUGA:Pemerintah Terus Berupaya Untuk Memangkas Waktu di Gerbang Tol

BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi

Dari suara pacu jantung yang terdengar hingga monitor yang terus menyala, Pluto merenungkan setiap momen yang telah dilaluinya. Makanan tanpa gula dan garam, senyuman hangat nenek yang selalu memberinya dukungan tanpa henti, serta kehadiran Hitomi kakak pertamanya yang selalu setia menemaninya. Hitomi kerap berada di sampingnya sambil merajut syal dan topi untuknya, dan dia berkata bahwa Natal akan menjadi lebih ceria karena Pluto pasti akan mengenakan syal dan topi rajutan buatannya.

 Dalam keadaan yang terbatas dan terpisah jarak, Pluto merasa hangat dan terhibur dengan dukungan dan cinta dari orang-orang terdekatnya. Meskipun di ruangannya yang sepi, Pluto merasa terhubung dengan Naina melalui surat-surat yang ia tulis dengan penuh rasa cinta dan rindu. 

Setiap kata yang ia tulis adalah ungkapan dari hatinya yang penuh dengan kehangatan dan harapan akan pertemuan mereka di masa depan, jika Tuhan memperpanjang usianya.

Pluto merasakan kegelapan mulai menyelimuti dirinya, suara-suara di sekelilingnya semakin redup, dan hanya suara sirine ambulance dari kejauhan yang masih terdengar. Orang-orang disekitarnya berdiri tegak, menunduk, dan suara puji-pujian terdengar dengan jelas, disertai dengan menyebut namanya, Pluto Kanagawa.

 BACA JUGA:Pemerintah Terus Berupaya Untuk Memangkas Waktu di Gerbang Tol

BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi

Udara dingin mulai menusuk tulang, membuat Pluto merasa seperti menyentuh es yang mengkristal di dalam freezer. Sensasi dingin yang ia rasakan jauh lebih intens daripada sebelumnya.

 Nenek dan Hitomi mendekat, mereka saling mengecup kening Pluto bergantian. Namun, Pluto merasa kekosongan karena tidak melihat Yosi, adik kecilnya. Dia bertanya dalam hati, "Kemana Yosi, bukankah ini jadwal bermain bola di lapangan belakang?"

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan