Pemuda Kesepian dan Puisi-Puisi yang Ditulisnya
Ilustrasi-Radar Utara-
BACA JUGA:Disorot KPK, Bakal Ada Sistem Baru Terkait Gaji ASN
BACA JUGA:Dalami Perkara 20 Persen, Seluruh Pejabat OPD Bakal Dipanggil Jaksa
“Kau tahu, Nak. Ayahmu sempat berucap garasi ini dapat dijadikan warung harian jika mobilnya terpaksa dijual,” ucap ibunya, “dan kau mewujudkannya sekarang,” sambung ibunya lagi.
“Syukurlah, Bu. Terlebih lagi ibu tidak akan merasa kesepian.”
Apa benar kesepian adalah hal yang tidak ingin ditemui oleh siapa pun?
Namun, kesepian itu kadang menenangkan
Meskipun terlalu sering menyakitkan
Ingin kuubah kesepian menjadi kebahagiaan
Apalah daya, kesepian itu pula yang memilih keberadaannya
***
BACA JUGA:Didampingi Elva Hartati, Helmi Hasan Penuhi Undangan DPP PDI Perjuangan
BACA JUGA:Subak, Sistem Irigasi Sarat Filosofi dari Bali
“Andai saja sejak dulu terpikirkan hal ini ya, Bu. Ibu tidak akan kesepian lagi.” Ucap Putra suatu ketika. Namun, ucapan itu sebenarnya ditujukan untuknya. Dirinya yang acap kali didera kesepian.
Negeri rantau yang menjadi tujuan anak-anak muda seperti dirinya untuk dapat pengalaman hidup, justru memberi kesepian dalam hatinya.
“Tidak ada kata terlambat, Nak. Selagi dapat diusahakan sekarang berarti memang di situlah waktu terbaiknya.”