Pemuda Kesepian dan Puisi-Puisi yang Ditulisnya

Ilustrasi-Radar Utara-

BACA JUGA:Mengungkap Keindahan Surga Kecil di Ranu Darungan

BACA JUGA:Tahun Depan, DKP Bengkulu Rencanakan Buat 23 Rumpon Ikan

Bagi pemuda itu, sosok ibunya begitu tabah. Sekian tahun dilalui sendirian di kampung halaman tanpa kehadirannya. Tanpa sosok suami yang menemaninya hingga hari tua

“Maafkan Putra ya, Bu ...”

“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Nak. Ibu juga mengerti tentang tanggung jawabmu pada pekerjaan yang diamanahkan padamu. Lagipula kamu masih menyempatkan pulang ketika menerima kabar kepergian ayah,” jelas ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Ibu juga yakin, ayahmu pastibangga denganmu. Seorang yang penuh tanggung jawab.”

Pemuda itu hanya menunduk lesu. Sudah sejak dulu dirinya ingin membuat kedua orang tuanya bangga. Juga ayah yang senantiasa mendukung setiap apa yang dilakukannya.

BACA JUGA:Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Melesat ke Peringkat 22 Dunia

BACA JUGA:Meriahkan IIMS Surabaya 2024, PLN Perkuat Dukungan Infrastruktur Kendaraan Listrik

“Ayolah. Sekarang mulailah pikirkan lagi masa depanmu.” Bujuk ibunya dengan senyuman. 

Sungguh baginya sosok ibu benar-benar memberinya keteduhan hati. Setiap kata yang keluar dari mulutnya begitu menyejukkan. Dirinya bertekad akan membahagiakan orang tua satu-satunya itu.

***

Sebuah garasi yang dulu pernah menjadi tempat diparkirkannya mobil lama milik ayahnya, sekarang disulap menjadi sebuah tempat usaha berjualan. Hanya sebarang dagangan sederhana saja.

Apapun itu, walau berupa toko harian, dirinya ingin menepis kesepian yang acap kali menghampirinya. Melakukan usaha yang memang dimuali dari nol lagi.

Ibunya begitu senang melihat Putra tidak banyak melamun lagi. Ditambah adanya beberapa pembeli yang berdatangan, walaupun masih belum ramai namun cukup membuat suasana rumah terasa hidup kembali.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan