Aila, Mama dan Bunga Matahari
ILUSTRASI-pinterest.com-
“Ah. Ngomong sama kamu itu ribet. Males Mama.”
“Yah. Ngambek.” Lirih Aila sembari terkekeh pelan.
BACA JUGA:Aksi Serentak Perangi Demam Berdarah Dengan PSN
BACA JUGA:Dirajut Ibu Negara di Bengkulu, Ditargetkan Berkibar di IKN
Gita berjalan ke kasir. Selesai membayar, ia menarik tangan anaknya keluar dari toko.
“Mau jalan jalan kemana lagi, nih?”
“Ke taman situ deh, Ma. Aila kepingin makan cilok yang dijual di situ.”
“Oke. Let’s Go!” Gita mulai mengendarai motor matic nya.
“Aila.” Panggil Gita, di tengah perjalanan ibu dan anak itu menuju taman.
BACA JUGA:Berulangkali Usulan ke Provinsi, Penanganan Jembatan di Lembah Duri Belum Ada Kabar
BACA JUGA:Pilih Paslon Kada Yang Peduli Dengan Masalah BUMN
“Iya, Ma?”
“Menurut kamu, umur Mama masih panjang kah?”
Aila terhenyak. Alisnya mengerut tak suka.
“Mama kenapa tanya gitu?”