Aila, Mama dan Bunga Matahari
ILUSTRASI-pinterest.com-
“Selesai.” Ujar seorang perempuan yang pakaiannya sedikit lusuh karena menanam tanaman di kebun kecilnya.
Matanya menatap sendu bunga matahari dengan jumlah cukup banyak di kebunnya.
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan
Handphone perempuan itu berdering. Alarm pengingat. Matanya terbelalak.
“Ah. Gak kerasa udah jam segini.”
Setelah mencuci tangan, perempuan itu mengambil blazer hitam yang tersampir di kursi. Tangannya meraih tas dan kunci motor.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, motor matic berwarna biru yang dikendarai perempuan itu berhenti di depan makam.
Baru menapak tanah disana saja air mata si perempuan sudah lolos keluar.
BACA JUGA:Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi pada Maret 2024
BACA JUGA:Maju Pilgub, Eks Bupati dan Bupati BS Daftar ke PDI Perjuangan
Dan begitu sampai di depan sebuah makam, isakan tak tertahankan keluar dari mulut perempuan itu.
Anggita Nismara
binti
Gio Rahardja