Masjid Luar Batang Saksi Bisu Perkembangan Islam di Batavia
Masjid Keramat Luar Batang. -Andi Muhammad-
BACA JUGA:April 2024, Ini Pendapatan Yang Bakal Diperoleh ASN
Sekeliling lahan masjid ikut dibangun tembok bata dilengkapi sebuah gapura kokoh besar setinggi sekira delapan meter.
Di dalam lahan masjid terdapat beberapa pohon besar termasuk pohon kelapa sebagai ciri khas daerah pesisir.
Setelah lebih dari seabad berdiri sebagai bangunan tembok beton, masjid kembali direnovasi total pada 6 September 1991, ketika Jakarta dipimpin oleh Gubernur Wiyogo Atmodarminto.
Saat itu bangunan lamanya mulai lapuk termakan usia. Wiyogo mengubah bentuk masjid menjadi berkubah limas khas langgar-langgar di Betawi berunsur kayu tahan api.
BACA JUGA:Tahun Ini, Pemprov Bengkulu Buka Seleksi 500 Formasi CPNS dan PPPK
BACA JUGA: Soal Libur Lebaran dan Jadwal Belajar, Ini Kata Korwil Pendidikan Ketahun
Pilar di dalam masjid diganti menjadi berbahan beton dan dinding dilapisi marmer alam begitu halnya dengan lantai.
Kusen jati yang sudah melekat sejak awal bangunan direnovasi menjelang awal abad 20, tetap dipertahankan.
Dua makam pendiri masjid kemudian dibuatkan bangunan baru yang lebih kokoh.
Kegiatan serupa kembali dilakukan pengganti Wiyogo, yaitu Soerjadi Soedirdja dan dilanjutkan oleh Sutiyoso dengan menaikkan dasar bangunan setinggi 1 meter untuk menghindari banjir dan rob yang mulai sering melanda kawasan Luar Batang.
Gubernur Fauzi Bowo kemudian melanjutkan renovasi yang telah dilakukan para pendahulunya dengan menambah dua menara megah setinggi 57 meter yang mengapit masjid pada 2008.
BACA JUGA: Apakah Sikat Gigi Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya...
BACA JUGA:BLT Dana Desa TA 2024 Desa Perbo Cair, Setiap KPM Dapat Rp900 Ribu
Kedua menara menggantikan tugas menara kecil setinggi tujuh meter yang sudah berusia lebih dari 150 tahun.