Menjaga Keabadian Air Petirtaan Jolotundo
Petirtaan Jolotundo, Trowulan, Mojokerto, Indonesia (Indonesia.go.id)--
Beberapa dari mereka terlihat membawa kendi tanah liat warna hitam. Tiba-tiba langkah mereka terhenti.
Tepat di depan mereka ada sebuah kolam besar berair jernih dilatari dinding berukir indah yang mengeluarkan air.
BACA JUGA:Mengembalikan Kejayaan Rotan Indonesia
BACA JUGA:Masyarakat Bengkulu Diajak Dukung Nabila Putri Bintadytama
Kolam berisi ikan mas dan koi itu membelakangi sebuah tebing yang disesaki aneka pepohonan besar nan hijau.
Seluruh rombongan kemudian mengitari sisi kiri dan kanan kolam berukuran 16,85 meter x 13,52 meter dan kedalaman sekitar 5,2 meter yang terisi air tak lebih dari setinggi dengkul orang dewasa.
Kendi berjumlah 33 buah terisi air kemudian diletakkan berjejer pada salah satu sisi kolam.
Tiga pria di barisan terdepan kemudian masuk kolam menuju ke pancuran bermata 16 yang mengalirkan air dingin sambil mulut mereka komat-kamit seperti sedang merapal doa.
BACA JUGA:DBD Mengganas, 55 Warga di Mukomuko Dinyatakan Positif
BACA JUGA:Datangi Sekolah, Dinas Pendidikan Sosialisasi Tentang Kebencanaan
Mereka menjadi tontonan seluruh rombongan. Suasana kemudian hening. Hanya terdengar suara gemerisik air jatuh dari pancuran ditingkahi kicau burung dan desir daun pepohonan saling bergesek diterpa angin. Inilah prosesi awal dari kegiatan budaya unduh atau semacam ruwatan Petirtaan Jolotundo atau Candi Jolotundo.
Letak petirtaan di sebuah kawasan hijau seluas 3.019,75 meter persegi pada ketinggian 525 meter di atas permukaan laut (mdpl) tepat pada lereng barat Gunung Penanggungan, Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Masyarakat Jawa kuno mengenal dataran setinggi 1.653 mdpl ini sebagai daerah suci bernama Gunung Pawitra, seperti disebut dalam kitab Negarakertagama. Pawitra sendiri diartikan sebagai sumber air.
Ruwatan yang digelar masyarakat Seloliman merupakan bentuk syukur mereka kepada Sang Pencipta atas berkah limpahan air tiada henti dari kolam Petirtaan Jolotundo yang mengaliri kebun dan sawah mereka.
BACA JUGA: Mengawal Hak Pilih Penyandang Disabillitas Mental