Menjaga Keabadian Air Petirtaan Jolotundo

Petirtaan Jolotundo, Trowulan, Mojokerto, Indonesia (Indonesia.go.id)--

Hal tersebut turut dibenarkan Lektor Kepala Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNM Ismail Lutfi saat diskusi melalui kanal Youtube Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah XI Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Menurutnya, debitnya tak pernah berubah, selalu deras, sejuk, dan sangat jernih.

BACA JUGA: Mengawal Hak Pilih Penyandang Disabillitas Mental

BACA JUGA: KKP Siapkan Aturan Lindungi Nelayan Penangkap BBL

"Seiring waktu, Petirtaan Jolotundo yang ditemukan kembali di abad modern dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat sambil mempertahankan fungsi awal selaku tempat suci serta living monument dan tempat ibadah umat Hindu serta edukasi untuk wisata minat khusus. Misalnya metri banyu atau penghormatan kepada fungsi dan kelestarian air yang telah dianut sejak era masyarakat Jawa kuno. Mereka menganggap air bagian dari kesucian dan harus terus dijaga," ungkap Ismail.

Air memang harus dijaga karena bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Oleh sebabnya, air mesti dirawat dan dipelihara. Ini tak lain agar air dapat terus lestari dan menghidupi peradaban manusia termasuk menjalankan esensi luhurnya, jatuh dari langit menuju setiap lekukan di bumi dan memenuhi kolam-kolam manusia supaya terus menjadi sumber kehidupan.

 

Sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan