Jejak Laporan Abal-Abal PNPM Terbongkar, 2 Pengelola Terjerat
2 pengelola duit negara yang terjerat hukum saat dieksekusi jaksa, kemarin.-Radar Utara/Benny Siswanto-
Keseriusan itu, dapat ditengok dari peserta rakor mulai dari unsur Forkopimda, OPD, Camat hingga kepala desa.
Kepala DPMD BU, Margono, S.Pd, menerangkan soal bagaimana peran strategis BUMDes hingga LKD, dalam menjadi triger perekonomian daerah, berbasis desa.
Kiprah BUMDes dan BUMDesma LKD, kata dia, ketika dimenej dengan profesional, mampu menjadi soko ekonomi yang membasis.
BACA JUGA:Di Balik Kunjungan Kerja Presiden Jokowi Mininjau Jalan rusak di Bengkulu Utara
BACA JUGA:Perkuat Penanaman 4 Konsensus Kebangsaan di Tengah Persaingan Global
Selain itu, akan sangat mumpuni dalam menjaga pergerakan inflasi di daerah, yang saat ini menjadi konsen bersama.
"Karena inflasi nasional, merupakan akumulasi inflasi di daerah. Lebih besar lagi menjadi inflasi regional dan global," jelas Margono.
"Maka keberadaan BUMDes dan LKD yang baik ini, sangat potensial menjadi triger ekonomi," susulnya lagi.
Penegasan daerah, soal pentingnya dibangun konsensus moril dan konkret di lingkunga desa, menjadi sinyalemen keseriusan pemerintah daerah.
BACA JUGA: TA 2024, Rp 35 M Disiapkan Untuk Pemeliharaan Jalan
BACA JUGA: Mukomuko Bakal Ikut Lomba Pasar Tertib Ukur Nasional
Margono menjelaskan, langkah yang kini sudah berjalan di sedikit desa, harus menjadi stimulan kemunculan BUMDesma atau pun BUMDes dengan pengelolaan profesional.
Kenapa harus profesional?, tanya Margono, karena anggaran yang khusus dari eks PNPM saja nilainya belasan miliar itu, merupakan uang negara yang memiliki konsekwensi hukum, ketika dilakukan penyalahgunaan.
Termasuk, kata dia lagi, penyertaan modal oleh desa kepada BUMDes, juga harus diimbangi dengan kerja-kerja terukur serta mitigasi dini, mencegah praktik penyalahgunaan.
"Maka BUMDes atau BUMDesma, dapat menjadi indikator tentang kesungguhan desa dalam melaksanakan amanat UU Desa, terkait pelaksanaan pembangunan dari pinggiran," terangnya.