Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-
"Tenang saudara!!!! Tenang!!! Astagfirullah!!! Allahu Akbar! H. Insani mulai panik. Kerumunan bahkan dari rekan segamisnya juga bertambah beringas.
Bak!!!Buk!!!! Bak!!Buk!!!
"Ampun!!!! Ampun!!! Pak!!!! Sakit!!! Ampunn!!!' jerit Arsakha terduduk menahan pilu dan nyeri sekujur tubuh. Melihat kebrutalan itu H.Insani menubruk dan mengelumbuni Arsakha dengan tubuhnya.
"Saya mohon cukup!!! Saudara!! Cukup!!! Allahu Akbar!!!! Cukup!!!" seru H. Insani melindungi.
Hujan batu dan kayu berhenti.
BACA JUGA:Belajar dari Sang Gagak
BACA JUGA:Belenggu Sistem
"Haji. Tak pantas Anda lindungi dia. Jangan kasih kendor Ji!!"
"Benar!!! Baru minggu lalu mesjid ini kemalingan ampli speaker. Setiap jumat juga sandal. Malam ini pun sama. Sudah jadi sarang jarahan rumah Allah ini. Patut jika tertangkap kita bakar seperti dulu-dulu..!!!"
"Ya!!!ya!! ya!!"
H. Insani sebagai tokoh deretan gang sekitar sini memang mengetahui cerita tentang pembakaran pencuri ampli mesjid setengah tahun lalu. Mungkin dari perbuatan itu emosi kerap meledak pada sebagian warga jika mendapatkan kabar tentang penangkapan seorang pencuri.
Dengan wajah biru bengkak dan kucuran darah mencuat dari lubang hidung dan mulutnya Arsakha menukas lemah.
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
"Luar biasa kalian. Luar biasa??" suara Arsakha terengah-engah. "Inilah karakter kita. Sungguh hina diri kalian dibanding seorang pelacur!"