Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-
Yang lain juga tak kalah terbahak. Dia lalu menyelinap ambil bata dan melemparnya tepat ke dada Arsakha.
Arsakha tersentak ke belakang tak tertahan. Dia ambruk dan mengejang sebentar menekan bagian dada yang lebam oleh hantaman.
Mulutnya terus keluarkan darah merah kehitaman. Wajah H. Insani panik bukan kepalang. Dia minta tolong tapi semua warga masih diam menonton. Mata mereka sungguh angkuh melihat Arsakha merenggang nyawa seolah binatang hina.
BACA JUGA:Belajar dari Sang Gagak
BACA JUGA:Belenggu Sistem
Dari mesjid lain tampak kumandang Azan Isa memanggil. Semua jemaah di sini dengan posisi memunggungi mesjid masih fokus menyaksikan tubuh tak bergerak Arsakha di pelataran.
Ekspresi H. Insani yang begitu memilukan. Dia merasa hidup tapi mati menyaksikan keanarkisan warganya terjadi di rumah sang pencipta.
H. Insani menangis sambil tetap memohon agar Arsakha bangun. Tapi percuma, tubuh itu dingin berselimut malam.
Dari pinggir jalan meluncurlah masuk seorang marbot masjid yang rumahnya hanya berjarak 50 meteran dengan sepeda. Melihat mayat tergeletak bersimbah darah di halaman mesjidnya membuat mata marbot itu membelakak tak percaya.
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
"Lah!!! Bukankah ini pemuda yang ikut salat Magrib tadi??? masyallah kenapa dia!!?
H. Insani terkejut dan langsung memburu.
"Salat Magrib? Tapi aku tak melihat dia Mang?"
"Dia berada pada shaff belakang paling ujung. Saya tanya mengapa nggak ke depan, katanya barisan depan itu pengemudi sementara dirinya hanya penumpang. Ikut nebeng di mana saja asal sampai itu sudah cukup" jawab marbot itu menirukan.