Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-
"Aku tak setuju. Aku akan bawa dia ke kantor polisi. Ini sandalku. Urusanku! Kalian pulang!"
H. Insani berjalan ke arah Arsakha. Tapi tubuhnya dicegah Sofyan. Hingga satu pekikan muncul disusul pekikan lainnya.
"Hajar!!!!"
"Sudah kalungi ban. Kita bakar seperti dulu!!"
BACA JUGA:Belajar dari Sang Gagak
BACA JUGA:Belenggu Sistem
"Setuju!!!!"
"Ambil pertalite!!! Cepat ambil!!!!!"
"Ya!! Ya!! Ya!!!" Seruan gemuruh terdengar kembali.
"Aku pilih kemerdekaan jalanku!!! Aku terlahir tanpa busana. Pulangpun itu pilihanku mau bagaimana!!! Setidaknya aku sembah Tuhanku dengan tiada kemunafikan seperti kalian" desis Arsakha makin pucat.
H. Insani merangsek maju dan berjongkok. Beliau berusaha menopang Arsakha yang lumayan parah dan kuyup oleh keringat bercampur cairan merah.
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
"Sudah!!! Panggilkan ambulan!!! Ayo kita bawa ke rumah sakit!!!" teriaknya yang melihat hawa dingin menyelimuti kulit Arsakha.
" Lihat sekaratnya susah begitu. Pasti malaikat maut menjambak rambut gondrongnya dan tarik ulur dengan rohnya" kata seorang gamis lagi sambil tertawa.