Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-

"Ini maling sandal!!?" timpal pria berjubah gamis lainnya.

"Wah kurang ajar!!! Bawa ke RT saja!!"

"Langsung ringkus ke kantor polisi!!"

"Ah tak perlu! Selesaikan di sini saja!!"

Berbondong-bondong orang merapat mengerumun dan menghardik. Si pemuda gondrong dengan kecemasan tinggi tetap tak mau akui dan sebisanya beri penjelasan. 

BACA JUGA:Belajar dari Sang Gagak

BACA JUGA:Belenggu Sistem

"Sudah!!!? Sudah!!?" tengahi H. Insani. Dia berkata sambil terus menyabari dengan merentangkan tangannya.

"Mas ini siapa namanya?"

"Arsakha" jawab pria gondrong.

"Woy jangan nyolot! Matanya datar saja Tak belajar adab kau!!" kembali ketus seruan dari seorang pria berbaju gamis.

H. Insani kembali menenangkan. Dia kemudian memberi kesempatan untuk Arsakha bicara.

"Saya pengamen sekitaran jalanan ini. Benar tampilan saya urakan. Dan biar itu wujud rasa merdeka kepada Tuhan yang ciptakan saya. Tuan yang suci kaya ilmu dan berisi. Apakah penuduhan begini sudah jadi budaya dan tradisi?  Ibu saya tak pernah berikan air susunya  untuk bentuk  saya sebagai pencuri. Mungkin sandal itu tertukar di mesjid."

BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya

BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan