Wajahmu Berbeda

Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-
BACA JUGA:Negeri Jenggala
Biar kepompong menjadi metavora kupu-kupu adanya.
Supaya kelopak bunga makin banyak merekah.
Seakan unta adanya kita,
Lebih baik siaga darinya, untuk utuh menjadi manusia.
BACA JUGA:Maksum Najibut
BACA JUGA:Tanah Kuburan Mbah Bendera
Aku, lagi-lagi tertegun tak ubahnya orang tolol. Dalam beberapa menit, aku masih membisu. Makna yang sedikit kutangkap dari 4 bait lebih puisi itu masih memenuhi benak.
Ardina memang benar-benar jauh berbeda sekarang ini. Dan, aku terlalu tolol untuk mengikuti perkembangannya. Sementara keramaian jalan di hadapan, sama sekali tidak meninggalkan kesan. Kesadaranku baru memulih ketika dering pemberitahuan gawai nyaring terdengar.
Malam tahun baru itu, aku banyak berpikir dan menimbang. Keinginan mencari teman diskusi, tetap ada. Namun, adanya niatan lebih dari teman seperti saat bersama Ardina dahulu mendadak sirna.
Kegentaran akan sorot mata teduh gadis dan pembicaraan dengannya itu masih membayang dan mungkin akan mengubah segala pada masa mendatang.
BACA JUGA:Maksum Najibut
BACA JUGA:Tanah Kuburan Mbah Bendera
Prioritas hidup harus aku ubah. Tahun baru, kewajiban seorang insan harus disadari dan diperkuat. Sejak 2 tahun itu, kerja tetap belum kudapat.
Pagi besok, aku akan bergerak mencarinya. Tidak hanya dengan surat elektronik, tetapi dengan banyak menelusuri dari tempat ke tempat, dari pintu ke pintu.