Tanah Kuburan Mbah Bendera

Ilustrasi-es.pinterest.com-

"Memberikan isyarat atau pertanda kalau akan ada yang memusuhi keturunannya, dengan kata lain melindungi keturunannya."

"Melalui mimpi?" tanyaku lagi.

BACA JUGA:Celurit Matrah

BACA JUGA:Defisit Kebudayaan: Sastra dalam Bayangan Pasar dan Prinsip 5W-1H

"Bisa iya, bisa perwujudan langsung."

"Di tangan keturunannya, tanah kuburannya bisa dijadikan senjata mematikan," pungkasnya.

Aku pun kembali mengingat-ingat kejadian semalam di terminal bus, seorang pengemis tua menghampiri diriku. Kemudian mengatakan "Ambilah tanah di kuburan Mbah Bendera, taburkan di rumah yang menyakiti dirimu."

Ketik kembali ke Jakarta seminggu kemudian, aku membawa tanah itu. Apakah tanah itu akan aku gunakan? Lihat saja nanti.

BACA JUGA:SANG PELATIH

BACA JUGA:Natal di Keluarga Barbara

Biodata Penulis

Malik Ibnu Zaman, kelahiran Tegal Jawa Tengah. Malik, menulis sejumlah cerpen, puisi,

resensi, dan esai yang tersebar di beberapa media online. Kini sedang menempuh studi di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Pamulang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan