Dusun Wotawati Mengejar Sang Mentari

Dusun Wotawati berada di lembah bekas aliran purba Bengawan Solo. Sebagian besar fasad rumah warganya telah bersalin rupa dengan tampilan depan seragam. -ist-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa yang mengalir sejauh 600 kilometer sejak hulu di Pegunungan Sewu hingga bermuara di delta menuju Laut Jawa, yakni di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Delta sungai saat ini dialihkan oleh kanal buatan menuju utara pada zaman kolonial Belanda. Delta sungai awalnya mengalir ke Selat Madura, tetapi pada tahun 1890 dibuat terusan sepanjang 12 kilometer (km) untuk mengalihkan Bengawan Solo ke Laut Jawa.

Tujuan pembuatan kanal untuk mencegah sedimentasi lumpur mengisi Selat Madura dan dengan demikian mencegah akses laut ke kota pelabuhan penting Surabaya.

Hal ini karena delta Sungai Bengawan Solo memiliki aliran sedimentasi lumpur yang sangat besar dan mengendapkan 17 juta ton lumpur per tahun sehingga membentuk tanjung, yang rata-rata tumbuh memanjang 70 meter per tahun dan dikenal sebagai Tanjung Pangkah.

BACA JUGA:Menilik Tradisi Barapen : Tradisi Unik Bakar Batu Masyarakat Papua Jelang Perayaan Natal

BACA JUGA:Memeluk Masa Lalu Merajut Masa Depan

Namun, berdasarkan catatan sejarah yang dirangkum Anang Haris Himawan dalam Eksplorasi Sejarah Sungai Bengawan Solo terungkap bahwa muara awal terletak di tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kini dikenal sebagai Pantai Sadeng yang berada di Kabupaten Gunung Kidul.

Siapa sangka kalau aliran sungainya hanya sepanjang 20 km dan bermuara di Samudra Hindia. Berubah dari selatan ke utara akibat peristiwa geologis kira-kira 4 juta tahun lampau. 

Penyebabnya adalah karena terangkatnya daratan akibat desakan lempeng Indo-Australia masuk ke dalam lempeng Euro-Asia dan membentuk zona penunjaman.

Peristiwa itu membuat sebagian Pulau Jawa terangkat terutama di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Pegunungan Sewu. Hal ini menyebabkan aliran sungai berbalik ke utara dan menyebabkan muara Sungai Bengawan Solo berubah sebelum perlahan mengering lantaran tidak ada lagi air yang mengalirinya.

BACA JUGA:Kacapi Buhun hingga Carita Pantun, Keluhuran Nilai Masyarakat Banten

BACA JUGA:Menilik Boneka Teru-teru Bozu yang Dipercaya Masyarakat Jepang bisa Cegah Hujan, Benarkah Efektif?

Loksi aliran sungai purba itu telah menjelma menjadi perbukitan batu karst atau batuan karang serta tercatat sebagai Geopark Gunung Sewu Network yang ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) saat Konferensi Asia Pacific Global Network di Sanin, Kaigan, Jepang pada 2015 lalu. 

Saat ini sebagian besar aliran purba Sungai Begawan Solo dimanfaatkan menjadi lahan pertanian kecuali yang berada di Kelurahan Pucung, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, DIY. Ada sebuah dukuh atau dusun yang letaknya sedikit terpencil, namanya Wotawati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan