Dusun Wotawati Mengejar Sang Mentari

Dusun Wotawati berada di lembah bekas aliran purba Bengawan Solo. Sebagian besar fasad rumah warganya telah bersalin rupa dengan tampilan depan seragam. -ist-

Menariknya, gapura dan pagar didirikan menggunakan bata merah ekspose atau tanpa diplester adukan semen. Bentuknya identik dengan perkampungan warga pada masa Kerajaan Majapahit atau bergaya mataraman. 

Rencananya hingga 3 tahun ke depan ada sebanyak 79 rumah warga yang direnovasi pada bagian fasad. Melalui penataan kawasan tersebut, Estu berharap Wotawati bisa makin dikenal masyarakat luas dan bukan saja menawarkan keindahan alam dan fenomena yang unik di dusun ini.

BACA JUGA:Kembalinya Sang Ganesha

BACA JUGA:Kembalinya Candi Lumbung ke Desa Sengi

Tetapi juga bisa mengenalkan budaya dan tradisi yang dimiliki. Misalnya aneka kuliner khas Wotawati seperti pepes kroto, masakan enthung jati, dan blendrat sejenis gorengan garing berbahan daun singkong. 

Pelaksana Tugas Bupati Gunungkidul Heri Susanto berharap, pengembangan Wotawati menjadi destinasi wisata terpadu dapat memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat setempat.

Dia meminta aparat kelurahan untuk bersinergi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul agar memetakan prioritas pengembangan wisata di Wotawati. 

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara juga mendukung dimulainya penataan di Wotawati sebagai salah satu perwujudan pariwisata yang lebih berkualitas (quality tourism).

BACA JUGA:Menyusuri Jejak Sejarah Gereja Blenduk

BACA JUGA:Menilik 5 Tempat yang Dianggap Paling Berhantu di Dunia, Padahal Terlihat Mewah?

Dirinya juga meminta supaya keindahan alam di Wotawati tidak rusak setelah menjadi tempat wisata dan berharap pihak kelurahan menerbitkan peraturan khusus demi melindungi kelstarian alam sekitar dusun. 

 

sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan