Menilik Boneka Teru-teru Bozu yang Dipercaya Masyarakat Jepang bisa Cegah Hujan, Benarkah Efektif?

Mitos atau Fakta: Boneka Teru-teru Bozu yang Dipercaya Masyarakat Jepang bisa Cegah Hujan, Benarkah Efektif?-wikipedia.org-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tahukah anda bahwa boneka teru-teru bozu yang dipercaya masyarakat Jepang sebagai "boneka pencegah hujan".
Apalagi boneka tradisional buatan tangan yang bahan dasarnya adalah tisu atau kain ini biasanya digantung di luar pintu dan jendela.
Mitos atau Fakta: Boneka Teru-teru Bozu yang Dipercaya Masyarakat Jepang bisa Cegah Hujan, Benarkah Efektif?-Instagram @ta_tyuu on-
Kendati memang bentuknya seperti hantu, ukurannya imut dan digunakan masyarakat Jepang untuk mengundang cuaca cerah.
Padahal bila anda berlibur ke Jepang, kamu akan menemukan banyak boneka seperti ini selama tsuyu (musim hujan) dan acara-acara khusus seperti festival atau perayaan panen. Lalu seperti apa asal usulnya?
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Cuaca Dingin Meningkatkan Risiko Serangan Jantung?
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Buah yang Dijadikan Jus Akan Kehilangan Seratnya?
Mengenal Asal-usul Kata Teru-teru Bozu
Seperti yang dirangkum dari Savvy Tokyo, kata teru (照る), yang berarti "bersinar" dan bozu (坊主), yang merujuk pada pendeta Buddha (atau seseorang yang botak).
Menariknya dua kata ini di dipercaya dapat memanggil kekuatan magis pendeta atau biksu untuk mencegah hujan.
Pasalnya Teru-teru Bozu populer di kalangan anak-anak Jepang yang pertama kali berkenalan dengan boneka ini saat TK melalui sajak anak.
BACA JUGA:Inilah Deretan Mitos Populer Seputar Skincare yang Ternyata Tidak Benar yang Wajib Anda Ketahui..
BACA JUGA:Mana Nih yang Pernah Anda Percayai? Inilah Deretan Mitos Horor Paling Populer di Indonesia
Menilik Legenda Teru-teru Bozu
Serupa dengan yang telah disinggung sebelumnya, ada banyak legenda yang disebarkan terkait Teru-teru Bozu, namun, bukan berupa cerita yang indah atau lucu.
Di lain sisi, untuk cerita seram tentang kematian tragis seorang "biksu cuaca baik" di zaman feodal di Jepang.
Padahal biksu itu telah berjanji kepada masyarakat desa di Jepang yang dilanda hujan terus menerus bahwa dia akan menghentikan cuaca buruk dan menyelamatkan lahan pertanian.
Akan tetapi, hujan terus turun dan penguasa feodal yang marah memerintahkan agar biksu tersebut dipenggal, lalu kepalanya dibungkus dengan kain putih dan digantung untuk mendoakan cuaca yang baik.