Usai Bentrok Berdarah, PT Agricinal Minta Penegakkan Hukum Secara Tegas!
Situasi terkini usai bentrok antara FMBP dengan karyawan PT Agricinal, sudah kondusif dan berhasil dikendalikan aparat keamanan. Tampak personel keamanan berjaga di lokasi, Selasa, 24 Desember 2024, sore kemarin.-Radar Utara / Sigit Haryanto-
Tidak terlepas adanya peran oknum aktor intelektual yang dengan sengaja dan berniat, ingin menghambat kegiatan investasi perusahaan.
"Kami melihat dan merasa sedih, karena dalam peristiwa ini, masyarakat atau warga hanya menjadi korban provokasi.
BACA JUGA:Data Agricinal Produk Pemerintah, Jika Tak Percaya, Tempuh Jalur Hukum!
BACA JUGA:Genap Sebulan Aktivitas PT Agricinal Lumpuh, Nasib 800-an Karyawan di Ujung Tanduk
Sehingga kami berharap kepada pihak APH khususnya Polri, bisa mengusut oknum-oknum intelektual tersebut.
Intinya mereka (oknum intelektual) itu harus bertanggungjawab terhadap masyarakat dan bertanggungjawab dari sisi hukum," pintanya.
Karyawan Tidak Bawa Sajam untuk Menyerang Masyarakat
Di sisi lain, selaku Direktur Utama (Dirut) PT Agricinal, Immanuel Palti Manurung, membantah keras soal karyawan di lingkungan perusahaan yang sempat dituding menenteng atau membawa senjata tajam (Sajam) untuk menyerang masyarakat pada peristiwa bentrok yang berlangsung pada hari Senin, 23 Desember 2024, kemarin.
Ditegaskan Immanuel, memang sempat terlihat dan beredar potongan video yang memperlihatkan salah seorang oknum karyawan di lingkungan perusahaan tengah membawa Sajam pada peristiwa Keos yang berlangsung di areal Pos I, saat itu.
BACA JUGA:FMBP Ajukan Opsi Garap Lahan Eks HGU, Agricinal Minta Perlindungan Pemerintah
BACA JUGA:Lagi, Mediasi PT Agricinal vs FMBP Buntu, Jalan Pabrik Kembali Diportal, Ini Dampaknya....
Namun dipastikan Immanuel, sajam yang sempat dibawa oleh sejumlah karyawan itu bukan ditujukan atau digunakan untuk menyerang masyarakat seperti yang dituduhkan.
"Saya ada di lokasi dan saya menjadi saksinya, bahwa Sajam yang dibawa oleh karyawan pada video itu adalah Sajam yang semulanya ada di Pos I (penjagaan) yang semula, Pos itu dikuasai oleh pihak FMBP.
Karena tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka karyawan yang bersangkutan berusaha mengambil sajam tersebut untuk diamankan.
Bukan digunakan untuk mencelakai masyarakat seperti yang dituduhkan," tegas Immanuel.
Dan Immanuel pun menceritakan bahwa peristiwa kerusuhan yang sempat terjadi di lingkungan perusahaan pada Senin lalu itu.