RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Mimisan, atau istilah medisnya epistaksis, merupakan kejadian yang umum terjadi.
Sekitar 60 persen orang mengalaminya pada beberapa titik dalam hidup mereka.
Lebih dari 90 persen mimisan bersifat ringan dan tidak memerlukan perhatian medis (Otolaryngology–Head and Neck Surgery, 2020).
Mimisan disebabkan oleh banyak faktor, termasuk pemicu lingkungan seperti udara kering atau alergen yang sering ditemukan saat tidur.
Dibawah ini beberapa penyebab mimisan saat tidur atau mimisan yang terjadi pada malam hari.
BACA JUGA:OJK Dukung Upaya Pemberantasan Judol
BACA JUGA:2,31 Persen, Inflasi Bengkulu Diklaim Terkendali
1. Udara dingin dan kering
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan tingkat polusi mempengaruhi risiko mimisan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Jerman menemukan bahwa lebih banyak orang mencari pertolongan medis karena mimisan di musim dingin (Journal of Craniofacial Surgery, 2018).
Selain itu, studi tentang tren pencarian di internet menunjukkan bahwa lebih banyak orang mencari informasi tentang mimisan selama bulan-bulan musim dingin (European Archives of Oto-Rhino-Laryngology, 2020).
Secara umum, sebagian besar penelitian yang berfokus pada hubungan antara mimisan dan waktu dalam setahun menunjukkan bahwa lebih banyak orang mengalami mimisan selama suhu yang lebih dingin, dan pada tingkat yang lebih rendah, kelembapan yang lebih rendah.
BACA JUGA:IKN Siap Sambut 17 Agustus 2024, Infrastruktur Hampir Rampung
BACA JUGA:Tenang, BBM Yang Harganya Disesuaikan Hanya Jenis Non Subsidi
Tanda-tanda lain udara di rumah atau kamar Anda saat Anda kedinginan dan kering antara lain: