RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pelayanan keluarga berencana (KB) semakin diperluas.
Tidak hanya menyasar keluarga baru hingga sosialisasi hingga ke kampung-kampung, melainkan juga ke tempat kerja.
Sebagai upaya menjaga kesehatan reproduksi pekerja atau buruh.
Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar pelayanan kontrasepsi atau keluarga berencana (KB) di tempat kerja secara serentak di 24 perusahaan yang tersebar di 24 provinsi.
BACA JUGA:Punya Anak Laki-Laki? Begini Agar Dia Terbentuk jadi Karakter Percaya Diri
BACA JUGA:Terbukti! Ini 3 Manfaat Konsumsi Daging Belut Untuk Bayi
“Dari 24 provinsi yang ikut dalam pencanangan pelayanan KB serentak Rabu 15 Mei 2024, ditargetkan masing-masing provinsi menunjuk satu perusahaan dengan menyiapkan minimal 100 karyawan.Dari laporan memang ada yang menyiapkan lebih dari 100 karyawan,” kata Deputi Keluarga dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Wahidin di sela-sela pencanangan pelayanan KB di Kudus tersebut.
Pencanangan pelayanan KB secara serentak di 24 provinsi dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Deputi Keluarga dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Wahidin, Director PT Djarum Wibowo Saputro, Anggota Komisi I DPR RI Taufiq R Abdullah, Ketua Umum PP FSP RTMM-SPSI Sudarto AS, dan Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie.
Layanan KB serentak ini tidak dipungut biaya alias gratis. Bahkan, perusahaan yang memiliki fasilitas kesehatan (faskes) dan mendaftarkan diri serta teregistrasi akan dipenuhi kebutuhan alat kontrasepsinya.
“Kalau belum tersedia faskes, karyawannya silakan didata dan didaftarkan, serta ditentukan harinya, kami akan jemput bola mendatangi perusahaan untuk memberikan pelayanan KB,” ujar Wahidin.
BACA JUGA:Ini 9 Sabun Pembersih Jerawat Serta Membuat Kulit Halus. Cocok Pada Semua Kalangan
BACA JUGA:4 Jenis Makanan Ini Bisa Bikin Wajah Lebih Awet Muda
Layanan KB tersebut juga akan diperluas karena tahun 2024 ditargetkan 64 persen dari total pasangan usia subur di tanah air bisa dilayani menggunakan kontrasepsi.
“Harapannya tentu agar angka kemiskinan bisa ditekan, karena kemiskinan yang terjadi selama ini orang tuanya tergolong ekonomi rendah tetapi memiliki anak cukup banyak,” imbuhnya.
Dengan ekonomi rendah, kata dia, anak-anaknya tentu tidak mendapatkan gizi yang cukup dan kesempatan pendidikan yang baik, sehingga kecenderungan menikah di usia muda.