Di sisi utara alun-alun tepatnya bekas terminal angkot, telah berubah menjadi gedung BPD dan New Metro Hotel.
Sedangkan bangunan pemerintahan di sisi selatan alun-alun telah dirobohkan dan dibangun pertokoan.
Sisi alun-alun yang lain di dekat pasar Johar berdiri pasar Yaik Permai. Kini, kawasan alun-alun yang asli telah tiada.
Satu-satunya tonggak terakhir pelestarian kawasan alun-alun Semarang adalah Masjid Agung Kauman, yang sekaligus menjadi ujung dari tur jalan kaki kami sore itu.
Sesuai dengan tata ruang kota zaman dulu, khususnya di wilayah pulau Jawa, keberadaan masjid besar pasti berdekatan dengan alun-alun kota dan pusat pemerintahan.
BACA JUGA:Menguatkan Perlindungan Konsumen
BACA JUGA: Tidak Perlu Beli Obat di Apotek! Ini Sederet Manfaat Bengkuang Bagi Kesehatan Lambung
Pun begitu dengan Masjid Agung Kauman yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Semarang.
Walaupun alun-alun Semarang sudah tak ada lagi, bangunan Masjid Agung Kauman masih tetap eksis dan kerap dipadati jemaah setiap hari.
Jika ditilik dari prasasti yang ditulis dalam empat bahasa, yaitu bahasa Jawa, Melayu, Arab, dan Belanda yang terpatri di batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk Masjid Agung Kauman, diterangkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749 Masehi.
Pembangunan masjid dilakukan oleh Ki Ageng Pandan Arang atau sering pula disebut Pandanaran.
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan
Konon, gerbang masuk masjid masih dipertahankan keasliannya dari sejak pertama kali didirikan.
Dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, Masjid Agung Kauman menjadi saksi sejarah penting karena menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang dengan berani mengumandangkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sesaat sebelum salat Jumat dilaksanakan.
Kurang lebih satu jam setelah peristiwa proklamasi, dr. Agus, salah seorang jemaah aktif di Masjid Agung Kauman mengumumkan terjadinya proklamasi RI melalui mimbar dihadapan para jemaah.