RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Lem Aibon sudah dikenal sebagai lem super di Indonesia.
Lem ini diunggulkan karena kemampuannya untuk merekatkan kayu, logam, kain, dan banyak bahan lain.
Baunya yang khas dan menyengat membuat lem ini sering disalahgunakan.
Lem Aibon kerap digunakan orang ‘ngelem’ untuk mendapat sensasi mabuk dan nge-fly.
Praktik ini umumnya digunakan para remaja sebagai alternatif mabuk yang murah meriah. Padahal, ‘ngelem’ lem Aibon ini bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.
BACA JUGA:Gegara Yusril, Mediasi Gubernur Soal Tabat BU-Lebong Mundur
BACA JUGA:Masa Tahanan 333 Napi Dipangkas, 1 Napi Langsung Bebas
Lem Aibon mengandung senyawa toluene. Dalam industri senyawa ini biasa digunakan sebagai lem, bahan baku cat, tinta, penghapus makeup, ataupun sejumlah produk kimiawi.
Toluene inilah yang memberi aroma kuat pada lem Aibon.
Toluene yang juga disebut metil benzena merupakan cairan yang mudah terbakar dan tidak larut dalam air jernih dengan bau khas pengencer cat.
Zat ini juga ditemukan dalam bensin, cat semprot aerosol, cat dinding, pernis, strip cat, perekat, tinta cetak, dan di knalpot mobil dan asap dari rokok.
BACA JUGA:Pengunjung Pantai Membludak, Hindari Mandi dan Berenang. Ini Imbauan Polisi
BACA JUGA:Ternyata Memberikan Zakat Fitrah Kepada Saudara Kandung, Itu Boleh ! Simak Penjelasannya
Menghirup Aibon bisa mengakibatkan pusing, halusinasi, hingga hilangnya kesadaran. Kondisi lainnya bisa mengakibatkan mual, muntah, iritasi, gangguan jantung dan dapat merusak janin bahkan kematian.
Jika dihirup dalam jangka panjang, zat dalam Aibon ini bisa mengakibatkan gangguan yang lebih serius seperti gangguan pendengaran, kulit kering, gagal pernapasan, kerusakan otak, aritmia, dan kerusakan organ dalam tubuh.