Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Sabtu 22 Mar 2025 - 20:23 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

"Setuju!!!!"

"Ambil pertalite!!! Cepat ambil!!!!!"

"Ya!! Ya!! Ya!!!" Seruan gemuruh terdengar kembali.

"Aku pilih kemerdekaan jalanku!!! Aku terlahir tanpa busana. Pulangpun itu pilihanku mau bagaimana!!! Setidaknya aku sembah Tuhanku dengan tiada kemunafikan seperti kalian" desis Arsakha makin pucat.

H. Insani merangsek maju dan berjongkok. Beliau berusaha menopang Arsakha yang lumayan parah dan kuyup oleh keringat bercampur cairan merah.

BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya

BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis

"Sudah!!! Panggilkan ambulan!!! Ayo kita bawa ke rumah sakit!!!" teriaknya yang melihat hawa dingin menyelimuti kulit Arsakha.

" Lihat sekaratnya susah begitu. Pasti malaikat maut menjambak rambut gondrongnya dan tarik ulur dengan rohnya" kata seorang gamis lagi sambil tertawa.

Yang lain juga tak kalah terbahak. Dia lalu menyelinap ambil bata dan melemparnya tepat ke dada Arsakha.

Arsakha tersentak ke belakang tak tertahan. Dia ambruk dan mengejang sebentar menekan bagian dada yang lebam oleh hantaman.

Mulutnya terus keluarkan darah merah  kehitaman. Wajah H. Insani panik bukan kepalang. Dia minta tolong tapi semua warga masih diam menonton. Mata mereka sungguh angkuh melihat Arsakha merenggang nyawa seolah binatang hina.

BACA JUGA:Belajar dari Sang Gagak

BACA JUGA:Belenggu Sistem

Dari mesjid lain tampak kumandang Azan Isa memanggil. Semua jemaah di sini dengan posisi memunggungi mesjid masih fokus menyaksikan tubuh tak bergerak Arsakha di pelataran.

Ekspresi H. Insani yang begitu memilukan. Dia merasa hidup tapi mati menyaksikan keanarkisan warganya terjadi di rumah sang pencipta.

Kategori :

Terkait

Sabtu 29 Mar 2025 - 20:29 WIB

Dalam Kebisuanku

Sabtu 22 Mar 2025 - 20:23 WIB

Serambi Mesjid Kami Yang Kotor

Sabtu 22 Mar 2025 - 20:23 WIB

RUMAH MATAHARI 2

Sabtu 15 Mar 2025 - 19:12 WIB

Belajar dari Sang Gagak

Sabtu 08 Mar 2025 - 20:17 WIB

Belenggu Sistem