Cecep Ingin Menjadi Kaya
Mahrus Prihany-ist-
Cerpen : Mahrus Prihany
Sejak kecil Cecep ingin menjadi orang kaya. Ia ingin memiliki rumah besar dengan halaman luas, mobil bagus beberapa unit, dan tanah berupa sawah serta kebun yang luas.
Ia juga ingin memiliki beberapa orang pelayan yang siap menjalankan perintah dan kemauannya. Itulah gambaran ‘kaya’ yang selalu mengisi pikirannya sejak kecil.
Jika ada orang yang bertanya padanya tentang cita-cita, Cecep tanpa ragu akan menjawab bahwa ia ingin menjadi orang kaya.
Cecep memiliki hasrat atau ambisi seperti itu sejak masih duduk di bangku SD. Betapa nikmatnya menjadi orang kaya, selalu dihormati oleh banyak orang.
BACA JUGA:Dendam
BACA JUGA:Di Balik Pintu Hotel Melati
Segala omongannya akan didengarkan dan dipatuhi. Tak ada orang yang berani membantah perintahnya. Selain itu tentu saja tak pernah mengalami rasa lapar atau takut dimarahi oleh orang lain meski ia berbuat salah.
Sejak kecil, Cecep hidup dalam kemiskinan dan segala penderitaan yang luar biasa. Sebagai seorang anak dari petani upahan pada juragan atau tuan tanah di desa kelahirannya, ayah Cecep hanya memiliki upah yang sangat kecil.
Cecep dan ayahnya tinggal di gubuk kecil di tengah kebun yang sangat luas milik juragan Juned. Cecep sering makan hanya dengan sambal dan lalapan daun yang ia cari di kebun milik juragannya.
Cecep sering harus membantu ayahnya menggarap kebun seusai pulang sekolah. Nyaris ia tak memiliki waktu bermain dan bersantai seperti kebanyakan temannya.
BACA JUGA:Wajahmu Berbeda
BACA JUGA:Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah
Cecep sering merasa iri dengan kehidupan juragan Juned yang serba berlimpah. Betapa nikmatnya menjadi orang seperti Johan, anak juragan itu, terlahir telah memiliki segalanya dan bisa berbuat apa saja pada orang-orang sekitarnya.
Johan sangat sering bersikap pada Cecep layaknya benar-benar bos besar seperti ayahnya. Jika kekesalan dan kemarahan telah memuncak di dada Cecep, ia akan membatin, “Tunggu kalau aku sudah menjadi kaya seperti ayahmu. Aku pasti akan balas semua penghinaanmu dan orang-orang itu.”
