Melarung sejenak dalam khayalan, uang banyak itu tentunya mampu untuk membuat Kinong beli sepeda baru. Yah selama ini putranya itu hanya berjalan saja saat ke sekolah.
Tak lama pikirannya malah digelayuti kembali oleh kejadian malam tadi. Perkelahian antar kelompok kerap juga Pak Prehatin temui.
Pengejaran polisi atas pelaku copet juga pernah. Memang intinya bendungan ini seolah menjadi medan magnit dan sungai di sini adalah penari pemikatnya untuk solusi dari perselisihan batin atau antar sesama.
Sementara malam tadi walau tak pernah, Pak Prehatin yakin itu suara tembakan. Belum selesai dia membuat deduksi-deduksi recehnya tiba-tiba sampannya malah membentur sesuatu.
Matanya yang semula terhanyut kosong ke depan coba ia turunkan pandang. Pak Prehatin setengah berjingkat.
BACA JUGA:Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular
BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK
Sesosok mayat pria cukup tambun yang masih mengenakan pakaian safari dengan warna kulit pucat menyembul tenggelam dan membenturi sampan.
Pak Prehatin memperhatikan dengan saksama, pelipis kirinya tampak berlubang dengan diameter seukuran kelereng. Ciri lain ia cocokkan dengan keterangan si wanita. Benar, ini jasad Pak Birma, batin Pak Prehatin yakin.
Merasa mayat itu yang dimaksudkan, segera ia ambil tali dan mengikatnya pada bagian dada. Sampan lalu mengarah ke pinggiran.
Merasa di tepi adalah tempat yang terjangkau untuk jejakan dalam menaikkan mayat ke sampan, Pak Prehatin cepat terjun. Beginilah jika tidak ada Kinong. Beda sekali. Mengangkut beginian sudah pasti bisa di depan bendungan dengan bantuannya.
BACA JUGA:Rubik Hati Naras
BACA JUGA:SESUATU DALAM MAHKOTANYA
Bersusah payah Pak Prehatin berenang dan lebih tampak berdansa dengan jenazah. Pak Prehatin merangkul punggung mayat itu. Sebuah jeroan otak tiba-tiba melongsor turun dan menyirami wajahnya.
Sialan, umpatnya menahan anyir dan muntah. Pak Prehatin perhatikan ternyata kepala bagian belakang mayat tampak rongga besar seukuran bola kasti. Pasti ini hasil putaran proyektil.
Cuuhh!!!! Pak Prehatin membuang ludah berharap sisa kelenjar otak itu keluar dari mulutnya. Pada akhirnya dengan lenguhan berat, mayat itu berhasil naik ke sampan.