Sejarawan Hendri Dalimunte menuturkan, keberadaan orang-orang India di Medan dan sekitarnya tak lepas dari peran Jacobus Nienhuys, seorang pengusaha perkebunan tembakau Deli asal Belanda yang membuka lahannya di Sumatra Timur, nama lama dari Sumut.
Mereka umumnya adalah imigran asal Tamil Nadu yang masuk ke Medan pada 1873, sebagai buruh di kebun tembakau Deli.
Seiring berjalan waktu, orang-orang India ini mengelompokkan diri dan membangun komuitasnya sendiri di Kota Medan, seperti halnya masyarakat pendatang lain.
BACA JUGA:Surga Tersembunyi Peselancar Dunia
BACA JUGA:Ponot, Air Terjun Tertinggi di Indonesia
Selanjutnya, Sultan Deli Mahmud Al Rasyid pada 1880 memberi kesempatan kepada komunitas masyarakat pendatang untuk mendiami lahan milik kesultanan termasuk orang-orang India.
Tokoh masyarakat Hindu Kota Medan Matha Riswan mengungkapkan, orang-orang India juga menyebar ke Binjai, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Pematang Siantar, dan Deli Serdang.
Belakangan, kawasan permukiman masyarakat India ini disebut sebagai Kampung Keling yang diambil dari Kalingga, nama sebuah kerajaan masa lampau di India.
Hanya saja, warga di kampung itu merasa risih dengan penamaan daerah mereka karena terkesan rasis sebab keling dalam bahasa Melayu artinya gelap. Akhirnya pada Agustus 2008 Kampung Keling diubah namanya menjadi Kampung Madras.
BACA JUGA:Keajaiban Alam Grojokan Sewu, Lumajang: Destinasi Wisata yang Memesona
BACA JUGA:Harmoni Warna di Tepi Danau Toba
Ini seiring mulai beroperasinya angkutan kota yang melewati lokasi ini dengan rute Sambu-Kampung Madras-Tanjung Sari.
Menjaga Toleransi
Ada hal menarik lainnya yang selalu dijaga oleh komunitas India di Kampung Madras yakni toleransi dalam berkehidupan.
Kendati mayoritas menganut Hindu dan Sikh, ada juga warganya yang memeluk Islam. Karenanya, selain ada gurdwara atau rumah ibadah Sikh dan Kuil Shri Mariamman, di kampung itu juga berdiri Masjid Ghaudiyah.
BACA JUGA:Segara Anak, Oase Segar di Ketinggian Rinjani
BACA JUGA:5 Desa Wisata di Lombok yang Menawarkan Pengalaman Tak Terlupakan