RADARUTARA.BACKORAN.CO - Alunan musik khas Asia Selatan menggema dari pelantang suara warna biru muda merek ternama buatan Jepang yang dipasang di salah satu sudut Jalan KH Zainul Arifin, Kota Medan, Sumatra Utara.
Petikan dawai sitar, veena, tambura, dan sarod beradu dengan tabuhan tabla sehingga menghadirkan harmonisasi suara yang menghangatkan suasana malam di jantung ibu kota Provinsi Sumatra Utara tersebut.
Alunan musik tadi juga mengiringi arak-arakan kereta dengan ornamen semacam altar mini yang dihiasi patung melambangkan Lakshmi, dewi kemakmuran dan kemenangan. Seluruh sudut kereta bermandikan cahaya lampu yang membuat malam makin meriah.
Tak hanya satu kereta, ada sekitar 10 kereta sejenis yang terang benderang karena disiram cahaya lampu yang menyinarinya.
BACA JUGA:Surga Tersembunyi Peselancar Dunia
BACA JUGA:Ponot, Air Terjun Tertinggi di Indonesia
Kereta ini ditarik oleh beberapa orang dan diarak di sepanjang Jalan KH Zainul Arifin hingga ke Jalan Gajah Mada. Orang-orang yang menyaksikannya tampak gembira.
Mereka berpakaian adat mirip masyarakat di India. Kaum perempuan dewasa memakai sari dan anak-anak gadis mengenakan punjabi sedangkan kaum adam rata-rata memakai dhoti yang mirip baju gamis atau koko.
Mereka memang merupakan warga keturunan India yang mendiami kawasan Kampung Madras. Pada momentum itu, mereka sedang menggelar perayaan Diwali atau Deepavali.
Diwali merupakan perayaan keagamaan bagi umat Hindu serta Sikh, Jain, selain Buddha dengan caranya masing-masing.
BACA JUGA:Keajaiban Alam Grojokan Sewu, Lumajang: Destinasi Wisata yang Memesona
BACA JUGA:Harmoni Warna di Tepi Danau Toba
Biasanya, Diwali dirayakan tiap Oktober atau November, berdasarkan kalender Hindu. Tahun 2024, Diwali di Indonesia dirayakan oleh masyarakat India pada 1 November.
Perayaan Diwali lebih diingat oleh masyarakat India sebagai festival cahaya.
Seperti dilansir oleh Hindustan Times, gemerlap cahaya lampu tadi melambangkan kemenangan Rama melawan Rahwana dengan bantuan Hanoman seperti dikisahkan pada epos Ramayana.