BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas SDM, Pemprov Bengkulu Kerja Sama dengan Jepang
Selain itu, idealnya, piring dalam Shokuiku terdiri dari beberapa jenis sayuran yang kaya serat dan vitamin, sedikit nasi atau sumber karbohidrat lainnya, serta sumber protein yang sehat seperti ikan, kacang-kacangan, atau tahu.
Apalagi dengan kombinasi ini tidak hanya memberikan nutrisi lengkap, tetapi juga memastikan makanan yang dikonsumsi memberikan energi yang cukup tanpa membebani sistem pencernaan.
Pasalnya shokuiku juga menekankan pentingnya cara memasak yang bervariasi.
Sebab ketika makanan bisa dipanggang, digoreng, direbus, atau dikukus, semua tergantung pada bahan dan selera, serta untuk menjaga keseimbangan dalam pola makan.
Dimana untuk variasi dalam teknik memasak ini tidak hanya membuat makanan lebih menarik, tetapi juga memberikan tekstur dan rasa yang berbeda, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan dalam makan.
BACA JUGA:Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul
BACA JUGA:Soal Gempa, Indonesia Harus Mundur Seribu Tahun ke Jepang, 10 Negara Ini Banyak Gunung Api Aktif
Selain itu, dengan pola ini, makan tidak hanya sekadar aktivitas rutin untuk mengisi perut, tetapi menjadi pengalaman yang lebih kaya.
Sebab ternyata shokuiku mendorong kita untuk menjelajahi dan merasakan makanan dalam berbagai bentuk, tekstur, dan rasa, sambil tetap memperhatikan keseimbangan nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Apalagi dengan ini dapat membuat pola makan menjadi lebih menyenangkan, dan yang paling penting, sehat.
Padahal keseluruhan filosofi ini membantu menciptakan pendekatan yang lebih holistik dalam menjaga kesehatan, di mana kita tidak hanya fokus pada apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana makanan tersebut disiapkan dan dinikmati.
BACA JUGA:Indonesia dan Jepang Perkuat Kolaborasi untuk Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja
BACA JUGA:Kemlu Pastikan Tidak Ada Indikasi Geng Pekerja WNI di Jepang
Kebiasaan Berbagi dengan orang lain
Selain itu, di dalam filosofi Shokuiku, makanan bukan hanya dianggap sebagai sumber energi atau pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga sebagai sumber kenikmatan dan kesenangan.