Mengulik Shokuiku : Pola Makan Sehat ala Orang Jepang yang Bikin Awet Muda

Kamis 07 Nov 2024 - 16:59 WIB
Reporter : Muhamad Ardhia
Editor : Ependi

Pasalnya kebiasaan dari filosofi ini mengajarkan bahwa setiap hidangan harus dinikmati sepenuhnya mulai dari rasa, aroma, hingga teksturnya—sebagai bagian dari pengalaman yang mendalam.

Nah dimana menikmati makanan dengan penuh kesadaran membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan tubuh dan lingkungan, sehingga menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan makanan.

Di samping itu, shokuiku percaya bahwa makanan memiliki peran penting dalam menguatkan hubungan sosial dan kesejahteraan emosional. 

BACA JUGA:Ternyata! Ekspor Daun Pisang ke Jepang Bisa Jadi Salah Satu Peluang Besar

BACA JUGA:Tak Disangka, Inilah 5 Menu Makanan Harian Warga Jepang Supaya Panjang Umur, Apa saja?

Terlebih lagi, di Jepang, berbagi makanan dengan orang lain dianggap sebagai momen berharga yang mempererat ikatan sosial, baik itu di antara keluarga, teman, atau komunitas.

Sebab dengan makan bersama, seperti dalam tradisi izakaya atau makan malam keluarga, menciptakan ruang untuk berbagi cerita, tertawa, dan memperkuat rasa kebersamaan.

Padahal gal ini juga diyakini dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional, karena momen makan bersama bukan hanya soal nutrisi, tetapi juga soal interaksi yang mendukung keseimbangan emosional.

Namun dengan berbagi makanan, orang Jepang menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan saling peduli. 

Selain dengan ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan perasaan bahagia, yang berdampak positif pada kesejahteraan keseluruhan.

BACA JUGA:Peluang Ekspor Alpukat Indonesia ke Jepang, Menembus Pasar Asia yang Menjanjikan

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Dibalik Buah Akebi yang Menyimpang Banyak Manfaat, Buah Ungu Terang dari Jepang!

Di tambah lagi filosofi shokuiku mengajarkan bahwa makanan bukan hanya untuk dimakan, tetapi juga untuk dirayakan. 

Sebab nantinya dengan berbagi makanan adalah salah satu cara untuk memperdalam hubungan dengan orang lain dan diri sendiri.

Nah memang filosofi ini membuat proses makan lebih bermakna, di mana kita tidak hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga menyehatkan jiwa. (*)

Kategori :